Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump (Foto via Press TV)
Washington, Jurnas.com - Langkah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membekukan dana untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menuai kritik dari para pemimpin dunia.
China, melalui juru bicaranya, Zhao Lijian menyebut pembekuan dana WHO yang dilakukan oleh Washington akan mempengaruhi seluruh negara, yang saat ini sedang berperang melawan virus corona baru (Covid-19).
"China akan mencari masalah yang relevan sesuai dengan kebutuhan situasi," kata Zhao saat ditanya apakah China akan membantu pendanaan WHO dikutip dari Press TV pada Rabu (15/4).
Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas menyebut sikap Trump yang menyalahkan WHO sama sekali tidak membantu melawan pandemi Covid-19. Dia mengatakan bahwa virus tidak mengenal batas negara.
"Kita harus bekerja sama secara erat melawan Covid-19. Salah satu investasi terbaik adalah memperkuat PBB khususnya WHO yang kekurangan dana, misalnya untuk mengembangkan dan mendistribusikan tes dan vaksin," kata Maas di Twitter.
Sementara Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern juga membela WHO. Dia mengatakan bahwa saat ini yang diperlukan ialah berbagi informasi dan saran yang dapat diandalkan.
"WHO telah menyediakannya. Kami akan terus mendukungnya dan terus memberikan kontribusi kami," ucap Ardern.
Adapun Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan dia bersimpati dengan kritik Trump terhadap WHO, tetapi menambahkan bahwa WHO telah melakukan banyak pekerjaan penting sebagai sebuah organisasi.
"Kami tidak menutup mata dini sini, tetapi mereka juga tidak kebal dari kritik dan kebal dari melakukan hal-hal yang lebih baik," ujar Morisson.
Diketahui, AS merupakan donor terbesar untuk WHO yang berbasis di Jenewa. Pada 2019, AS menyumbang lebih dari US$400 juta dolar kepada badan tersebut, kira-kira 15 persen dari anggarannya.
Namun Trump memerintahkan penghentian pendanaan AS untuk WHO, karena dia menilai lembaga PBB tersebut melakukan penyalahgunaan dalam mengatasi krisis kesehatan global.
KEYWORD :Dana WHO Donald Trump Amerika Serikat