Minggu, 03/11/2024 01:22 WIB

Presiden Rouhani: Imperialisme AS Lebih Mengerikan dari Virus Corona

Rouhani menyatakan kesiapan Teheran berbagi pengalamannya dalam perang melawan corona dengan Caracas.

Presiden Iran, Hassan Rouhani (Foto: Tehran Time)

Teheran, Jurnas.com -Presiden Iran, Hassan Rouhani mengatakan, imperialisme Amerika Serikat (AS) adalah virus, yang "lebih berbahaya" daripada virus corona (COVID-19) bagi komunitas internasional.

"Negara yang merdeka dan mencari kebebasan seperti Iran dan Venezuela selalu berada di bawah tekanan sebagai akibat dari tuntutan dan intimidasi yang berlebihan dari para negarawan AS," kata Rouhani lewat sambungan telepon dengan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro pada Senin (13/4).

"Iran dan Venezuela telah berhasil melawan virus AS yang agresif dan selama bertahun-tahun melalui solidaritas dan perluasan kerja sama," tambahnya.

Dalama kesempatan yang sama, Rouhani menyinggung rencana dan langkah Iran melawan virus corona, termasuk yang berkaitan dengan produksi kit pengujian diagnostik. Ia menyatakan kesiapan Teheran berbagi pengalamannya dalam perang melawan corona dengan Caracas.

Rouhani menekankan pentingnya memperkuat kerja sama bilateral dalam perang melawan corona. "Perluasan kerja sama dan hubungan antara kedua negara tentu akan melayani kepentingan negara-negara Iran dan Venezuela."

Iran, negara yang paling parah dilanda penyebaran virus korona di Timur Tengah sudah melakukan yang terbaik untuk mengatasi penyakit pernafasan meskipun ada kesulitan yang ditimbulkan akibat sanksi AS.

Didukung Angkatan Bersenjata, Iran mendirikan rumah sakit darurat, meningkatkan produksi barang-barang higienis, memperkenalkan langkah-langkah pencegahan, meningkatkan tes corona dan meluncurkan proses penyaringan nasional untuk mendeteksi pasien dan mengisolasi mereka.

Sebelumnya, Wakil Penelitian di Universitas Shahid Beheshti di Teheran, Babak Shokri mengatakan, alat uji diagnostik virus corona yang dikembangkan di dalam negeri, ventilator ringan dan masker anti virus akan segera memasuki tahap produksi massal.

Hal itu disampaikan setelah, Ali Akbar Velayati, kepala Rumah Sakit Masih Daneshvari Iran, salah satu pusat medis terkemuka yang merawat pasien corona di Teheran, mengatakan, Iran sudah memproduksi favipiravir untuk pertama kalinya di tengah perang melawan corona.

"Akhirnya, favipiravir diproduksi untuk pertama kalinya di Fakultas Farmasi Universitas Kedokteran Shahid Beheshti dan telah tersedia untuk Rumah Sakit Masih Daneshvari… untuk digunakan untuk perawatan pasien virus corona," kata Velayati.

Teheran sudah berulangkali mengatakan tidak mencari bantuan Washington selam pandemi. Negeri Para Mullah hanya menginginkan Paman Sam mencabut sanksi ekonomi ilegal sehingga Iran dapat memobilisasi sumber dayanya sendiri untuk mengatasi pandemi.

Administrasi Donald Trump tidak hanya menentang seruan internasional terhadap AS dalam beberapa pekan terakhir untuk menghentikan sanksi kejamnya terhadap Iran, tetapi bahkan telah menampar tindakan yang lebih ketat terhadap Republik Islam.

Washington memberlakukan kembali sanksi terhadap Teheran pada Mei 2018 setelah secara sepihak meninggalkan perjanjian nuklir yang didukung PBB dengan Iran dan lima negara besar lainnya, Inggris, Prancis, Rusia, China plus Jerman.

Sementara itu, Presiden Maduro mengatakan, Teheran dan Caracas selalu bersatu dan dalam front yang sama dalam pertempuran melawan imperialisme.

Maduro juga memuji prestasi besar Iran dalam perjuangannya melawan virus corona, dengan mengatakan bahwa semua negara sekarang terlibat dalam pertempuran bersama melawan virus corona.

Ia juga mengindikasikan kesediaan negaranya untuk mengambil keuntungan dari pengalaman Iran dalam memerangi infeksi virus corona. (Press TV).

KEYWORD :

Virus Corona Imperialisme Amerika Serikat Hassan Rouhani Nicolas Maduro




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :