Rabu, 24/04/2024 06:01 WIB

Pintu Rahmat Itu Bernama Corona

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai pandemi virus corona baru (Covid-19) bisa menjadi bencana maupun pintu rahmat bagi umat manusia.

Virus corona di Italia membuat pemerintah memberlakukan protokol ketat (Foto: Quartz)

Jakarta, Jurnas.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai pandemi virus corona baru (Covid-19) bisa menjadi bencana maupun pintu rahmat bagi umat manusia.

Hal itu, menurut Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Asrorun Niam Sholeh tergantung dari bagaimana cara menyikapi virus yang telah menginfeksi 1,8 juta orang di seluruh dunia tersebut.

"Bagaimana kita secara bersama-sama memastikan bahwa wabah COVID-19 ini sebagai rahmat bagi kita untuk memetik hikmah dan menjalankan ibadah secara lebih seksama," kata Asrorun di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, pada Senin (13/4).

Selain itu, MUI juga mengajak umat muslim Tanah Air untuk menyongsong ramadan dengan kesiapan lahir dan batin, fisik dan juga mental serta pemahaman baru kebiasaan baru ibadah di tengah Covid-19.

Situasi dan kondisi baru, kata Asrorun, menuntut pemahaman baru dan juga cara-cara baru tetap di dalam koridor syariah.

"Covid-19 bukan halangan untuk pelaksanaan ibadah (Ramadan). Menghindari kerumunan yang berpotensi penyebaran virus adalah ibadah di Sisi Allah SWT. Pemahaman kita tentang tata cara ibadah harus juga diadaptasikan dengan situasi dan kondisi," terang dia.

Adapun melalui pemahaman makna dari syariat islam, maka umat muslim sudah sepatutnya melihat bahwa hal tersebut merupakan sebagai rahmat dan solusi bagi problem nyata yang dihadapi masyarakat sebagaimana yang sedang dihadapi seluruh umat yakni ancaman Covid-19.

"Bagaimana etos keagamaan ramadan bisa menjadi solusi dengan aktivitas keagaamaan kita, pada satu sisi mengingkat, di satu sisi lain menjamin keamanan dan keselamatan bangsa dan negara," ujar Asrorun.

MUI sekaligus menjelaskan bahwa pembatasan kerumunan bukan membatasi ibadah. Menghindari kerumunan di tengah wabah Covid-19 ini justru adalah bentuk ibadah.

"Pembatasan kerumunan bukan membatasi ibadah, untuk itu menghindari kerumunan dalam konteks hari ini justru adalah bentuk ibadah," tandas Asrorun.

KEYWORD :

Virus Corona Rahmat MUI Asrorun Niam




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :