Kamis, 18/04/2024 19:07 WIB

HRW: Pasukan Arab Saudi Menyiksa dan Membunuh Warga Sipil Yaman di Mahrah

Menurut HRW, pelanggaran tersebut termasuk penangkapan sewenang-wenang, penyiksaan, penghilangan paksa, dan pemindahan tahanan secara ilegal ke Arab Saudi.

Seorang anak-anak memegang kertas berisi imbauan untuk segera mengakhiri perang di Yaman (Foto: Khaled Abdullah/Reuters)

Jakarta, Jurnas.com - Human Rights Watch (HRW) mengatakan pasukan Arab Saudi/" style="text-decoration:none;color:red;font-weight:bold">Arab Saudi dan sekutunya sudah melakukan pelanggaran serius terhadap warga sipil Yaman sejak Juni tahun lalu di Mahrah, Yaman.

"Pasukan Saudi dan sekutu Yaman mereka terhadap penduduk lokal Mahrah adalah horor lain untuk ditambahkan ke daftar perilaku yang melanggar hukum koalisi yang dipimpin Saudi di Yaman," kata Wakil direktur Timur Tengah di HRW,  Michael Page, Rabu (25/3).

"Arab Saudi/" style="text-decoration:none;color:red;font-weight:bold">Arab Saudi sangat merusak reputasinya dengan Yaman ketika melakukan praktik-praktik pelecehan ini dan tidak ada yang bertanggung jawab atas mereka," tambahnya.

Menurut HRW, pelanggaran tersebut termasuk penangkapan sewenang-wenang, penyiksaan, penghilangan paksa, dan pemindahan tahanan secara ilegal ke Arab Saudi/" style="text-decoration:none;color:red;font-weight:bold">Arab Saudi.

Sementara itu, kelompok hak asasi terkemuka Amnesty International mengumumkan bahwa penjualan senjata yang berkelanjutan ke Arab Saudi/" style="text-decoration:none;color:red;font-weight:bold">Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) telah meningkatkan perang di Yaman.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Senin (23/3) menjelang peringatan lima tahun perang Yaman, organisasi itu menyalahkan UEA karena secara ceroboh memasok senjata canggih kepada para militan di Yaman.

Amnesty tersebut juga menyatakan keprihatinan tentang kejahatan perang yang dilakukan oleh koalisi yang didukung AS, termasuk pemboman rumah, bisnis, dan rumah sakit.

HRW selanjutnya meminta Amerika Serikat (AS), Prancis, Inggris dan negara-negara lain untuk segera menghentikan pasokan senjata mereka kepada para penyerang.

Arab Saudi/" style="text-decoration:none;color:red;font-weight:bold">Arab Saudi melancarkan perangnya di Yaman pada 26 Maret 2015, untuk mengembalikan kekuasaan kepada mantan pejabat negara didukung Riyadh, yang melarikan diri dari negara itu di tengah perebutan kekuasaan di dalam negeri.

Perang yang telah menewaskan puluhan ribu orang Yaman menerima senjata, intelijen, logistik, dan dukungan politik yang berkelanjutan dari Washington dan beberapa sekutunya, terutama Inggris.

Senjata-senjata yang dipasok oleh AS dan yang lainnya telah termasuk amunisi presisi bahwa koalisi pimpinan Saudi telah dikerahkan tanpa pandang bulu terhadap daerah-daerah berpenduduk sipil Yaman. (Press TV)

KEYWORD :

Human Rights Watch Arab Saudi Perang Yaman Arab Saudi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :