Kamis, 25/04/2024 12:57 WIB

AWR Dirilis, Luhut: Mestinya Tidak Ada Lagi Bertengkar soal Impor

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo dalam Peluncuran Satu Data Luas Baku Sawah dan Soft Lauching AWR di Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (4/2).

Jakarta, Jurnas.com -  Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengapresiasi Agriculture War Room (AWR) yang baru saja dilaunching Kementerian Pertanian (Kementan).

"Kalau ini ditata dengan baik, maka mestinya tidak ada yang berkelahi soal impor beras atau pangan lainnnya," kata Luhut dalam Peluncuran Satu Data Luas Baku Sawah dan Soft Lauching AWR di Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (4/2).

Di era teknologi ini, big data menjadi sangat penting. Sebab, mengurus kebutuhan pangan untuk 267 juta penduduk Indonesia merupakan pekerjaan berat dan harus dilakukan bersama-sama.

"Saya bahagia sekali tadi karena dalam pembentukan AWR ini, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) didilibatkan, Badan Pusat Statistik (PBS) dilibatkan, perguruan tinggi dilibatkan. Kita harus kerja tim. Tidak bisa tanpa kerja tim," ujar Luhut.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo menambahkan, AWR itu nantinya akan menjadi alat ukur dalam melakukan pengawasan sekaligus mapping area lahan nasional. Karena itu, ke depan tidak ada lagi perbedaan data statistik karena semua sudah terpantau dengan akurat.

Syahrul mengatakan, sistem AWR sudah dirancang secara multiguna, terutama dalam memantau kondisi pertanian di tingkat Kecamatan dan Desa. Terlebih petani juga tidak perlu membeli alat drone untuk melaporkan sawahnya kepada Kementerian pusat.

"Kita sudah punya alat ukurnya yang berbasis internet of think atau menggunakan artificial intelligence. Namun, sejauh ini kami juga belum memutuskan apa-apa saja yang menjadi kebijakan secara utuh. Yang jelas saat ini kami masih mengawasi secara langsung di lapangan," ujarnya.

Dalam acara tersebut juga disebutkan bahwa total luas lahan baku sawah sebesar 7.463.948 hektare atau naik dari semula 7.105.000 hektare. Data tersebut akan menjadi patokan pemerintah.

"Tidak boleh lagi ada rumor-rumor dan asumsi karena kami sudah punya data. Setiap masalah kami akan datang dan cek langsung ke tempat," tegas Syahrul. 

KEYWORD :

Luhut Binsar Pandjaitan Agriculture War Room Data Pangan Syahrul Yasin




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :