Sabtu, 20/04/2024 06:57 WIB

Selain AS, Jepang Juga akan Memulangkan Warganya dari Wuhan

Pihak berwenang mengkonfirmasi bahwa jumlah kematian telah meningkat menjadi 56, sementara 1.975 kasus infeksi telah terdaftar di seluruh negeri.

Virus Corona (Foto: CNN)

Beijing, Jurnas.com - Pemerintah China sedang berjuang mengatasi berjangkitnya penyakit virus misterius, yang menginfeksi hampir 2.000 orang dan merenggut nyawa setidaknya 56 orang lainnya di seluruh negeri.

Presiden China, Xi Jinping sudah mengakui bahwa negaranya menghadapi situasi yang menyedihkan. "Adalah tanggung jawab kita untuk mencegah dan mengendalikan (epidemi)," kata Xi pada pertemuan yang dipimpinnya untuk membahas krisis coronovirus pada Sabtu (25/1).

Ia memerintahkan semua tingkat pemerintahan untuk menjadikan kehidupan dan kesehatan masyarakat sebagai prioritas utama dan memerintahkan kelompok-kelompok untuk dikirim ke Provinsi Hubei, pusat penyebaran, untuk bekerja langsung di lapangan.

Virus yang belum pernah terlihat itu mulai menginfeksi orang di pasar makanan laut dan unggas di pusat kota Wuhan, dengan populasi 11 juta orang, akhir tahun lalu.

Pada Sabtu (25/1) pagi, pihak berwenang mengkonfirmasi bahwa jumlah kematian telah meningkat menjadi 56, sementara 1.975 kasus infeksi telah terdaftar di seluruh negeri.

Pihak berwenang China sudah melarang perdagangan satwa liar di pasar dan restoran di seluruh negara. Embargo juga termasuk e-commerce. Bahkan, menurut Radio Nasional China, sekolah dan universitas untuk saat ini akan tetap ditutup.

Para pejabat sejauh ini menempatkan beberapa kota, termasuk Wuhan, di bawah penguncian dalam upaya untuk mencegah penyebaran virus. Meskipun demikian telah mentransmisikan. Transportasi perkotaan dan penerbangan keluar telah ditangguhkan.

Pada Minggu (26/1), pemerintah mengumumkan penguncian sebagian di selatan kota Shantou, di mana dua kasus telah terdeteksi.

Otoritas kesehatan di ibukota, Beijing, mengirim pesan teks kepada warga untuk tidak berjabatan tangan dan menyarankan mereka untuk menggunakan gerakan tradisional.

Virus, yang mirip dengan Sindrom Pernapasan Akut Berat (SARS), sudah melintasi perbatasan China dan menginfeksi beberapa orang di seluruh dunia. Hampir 40 orang dinyatakan positif di seluruh dunia, termasuk empat kasus di Australia, empat di Jepang, tiga di Prancis, dan dua di Amerika Serikat (AS)

Beberapa orang juga telah didiagnosis menderita penyakit ini di wilayah China, Taiwan, Hong Kong, dan Makao. Negara-negara Asia Selatan, Korea Selatan, Jepang, Singapura, Malaysia, dan Thailand juga sudah mendeteksi kasus infeksi.

Ketakutan global telah mendorong beberapa negara untuk mengadopsi langkah-langkah yang akan membatasi risiko infeksi menyebar ke lebih banyak orang.

Di Hong Kong, keadaan darurat sudah ada. Sekolah akan tetap ditutup hingga 17 Februari. Semua perayaan Tahun Baru Imlek telah dibatalkan dan pusat hiburan Disneyland dan Ocean Park ditutup pada Minggu (26/1).

Komunitas China di kota-kota Prancis di Paris dan Bordeaux telah membatalkan perayaan Tahun Baru Imlek sebagai langkah pencegahan untuk menjaga penyakit tetap terkendali.

Pada Minggu (26/1), Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe akan mengirim kembali semua (warga Jepang di Wuhan) ke Jepang jika mereka menginginkannya, dengan segala cara termasuk penerbangan carteran.

Di hari yang sama, AS akan memindahkan para diplomatnya di konsulat Wuhan di China. Departemen Luar Negeri AS juga akan menawarkan sejumlah kursi terbatas untuk warga negara AS pribadi dalam penerbangan dari China ke San Francisco pekan depan.

KEYWORD :

Virus Corona Virus Misterius Negara ASIA Negara China




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :