Selasa, 08/10/2024 00:52 WIB

Serampangan Main Saham, Uang Rp6,4 T Jiwasraya Menguap

Kerugian sementara sebesar Rp6,4 triliun terjadi karen penurunan nilai saham di produk reksadana.

PT Asuransi Jiwasraya

Jakarta, Jurnas.com--PT Asuransi Jiwasraya mengalami kerugian sementara sebesar Rp6,4 triliun. Tindakan investasi secara serampangan ditengarai sebagai pemicu krisis keuangan asuransi plat merah tersebut.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkap beberapa borok investasi Jiwasraya. Salah satunya adalah keputusan perusahaan menginvestasikan dana di instrumen saham dan reksadana saham berkualitas rendah. Ketua BPK Agung Firman Sampurna menyebutkan, ada lima ribu lebih transaksi beragam dari saham dan reksa dana. Mayoritas dana investasi tersebut memakai dana premi dari produk asuransi dan investasi Jiwasraya, JS Saving Plan.

BPK mencatat kerugian sementara sebesar Rp6,4 triliun terjadi karen penurunan nilai saham di produk reksadana.

Borok investasi berikutnya adalah tindakan perusahaan, yang berinvestasi tanpa validitas dan objektivitas data.

"Berdekatan unrealized lost dan jual beli ditentukan dengan negosiasi tertentu dan investasi langsung yang tidak likuid dan tidak wajar," ujar Agung di Jakarta, Rabu (08/01/2020).

Borok investasi Jiwasraya selanjutnya adalah dugaan "kongkalikong" pemilihan instrumen investasi oleh manajemen Jiwasraya dan Manajer Investasi.

"Jual beli saham dilakukan dengan pihak berafiliasi sehingga tidak mencerminkan saham yang sebenarnya," tegas Agung.

Di luar reksadana, Agung juga memaparkan transaksi saham berkualitas rendah dan tidak likuid hingga mencapai Rp4 triliun. Selain itu, Jiwasraya juga membeli instrumen utang berisiko tinggi seperti surat utang jangka menengah (medium terms notes/MTN) dari sebuah emiten properti.

KEYWORD :

Petaka Jiwasraya Asuransi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :