Redaksi | Minggu, 26/06/2016 19:40 WIB
Organisasi sayap PDI Perjuangan, Relawan Perjuangan Demokrasi (REPDEM) mengecam Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahya Purnama alias Ahok, lantaran menuding Jokowi jadi Presiden karena peran pengembang.
“
Ahok sakit kepala, urus saja sendiri masalah yang kau hadapi belakangan ini. Jangan seret-seret nama
Jokowi dalam pusaran masalahmu.
Jokowi itu kader PDI Perjuangan," ujar Ketua DPN REPDEM Wanto Sugito kepada wartawan di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (26/6).
Menurut Wanto,
Jokowi jadi Presiden bukan karena peran pengembang. Dia mendapat simpati besar dari rakyat berkat sinergi kuat PDI Perjuangan sebagai partai pengusung bersama partai pendukung lain serta para relawan.
"
Ahok jangan merendahkan
Jokowi karena presiden kita merupakan figur yang merakyat dan tidak sombong, beda jauh dengan kau
Ahok,” tegas mantan aktivis 98 yang akrab disapa bung Klutuk itu.
Sebelumnya diberitakan,
Ahok mencoba menyeret
Jokowi ke pusaran skandal reklamasi ketika kasus tersebut tengah merongrong kredibilitas sang Gubernur yang berniat maju lagi dalam Pilkada DKI.
Saat rapat dengan Direksi PT Jakarta Propetindo (Jak Pro) di Balai Kota DKI Jakarta yang diunggah di Youtube,
Ahok menyebut
Jokowi tidak akan bisa menduduki posisi RI 1 jika tidak ada peran pengembang proyek reklamasi.
"Saya pengen bilang Pak
Jokowi tidak bisa jadi Presiden kalau ngandalin APBD, saya ngomong jujur kok. Jadi selama ini kalau bapak ibu lihat yang terbangun sekarang, rumah susun, jalan inpeksi, waduk semua, itu semua full pengembang, kaget gak,” ujarnya seperti dikutip dalam video yang diunggah di Youtube.
Wanto menegaskan, pernyataan
Ahok salah kaprah karena telah meletakkan proses demokrasi seolah ditentukan peran pengembang.
Ahok juga harus berkaca karena tanpa
Jokowi ia tidak akan pernah menjadi wakil Gubernur dan kemudian Gubernur DKI.
“
Jokowi berbeda dengan
Ahok,
Ahok juga bukan kelanjutan dari
Jokowi. Figur keduanya berbeda dan masyarakat tahu hal itu. Menyeret
Jokowi menunjukkan bahwa
Ahok sedang membutuhkan pertolongan di tengah angin kencang yang sedang menerpanya, namun
Ahok lupa
Jokowi belum tentu mendukungnya apalagi jika direndahkan,” tutur Wanto.
Menurutnya,
Jokowi juga belum tentu mendukung
Ahok dan hal itu terlihat ketika Presiden sama sekali tidak bicara tentang dukungan terhadap Basuki Tjahaja Purnama sebagai Gubernur DKI Jakarta dalam pertemuan dengan enam relawan di Istana, Jumat (24/6).
Sayangnya, seperti diklarifikasi Ketua Umum Sekretariat Nasional (Seknas)
Jokowi, Mohammad Yamin, sikap Presiden telah diplintir oleh salah satu relawan
Jokowi, yang mengatakan dalam pertemuan dengan para koordinator Relawan itu,
Jokowi secara eksplisit memberi dukungan kepada
Ahok.
“
Jokowi itu Presiden, marwah Presiden sudah seharusnya dijaga dan tidak diseret-seret untuk kepentingan
Ahok. Pendekatan
Jokowi terhadap rakyat pendekatan kemanusiaan, sebaliknya
Ahok hobi marah terhadap rakyat sehingga tidak terasa nyaman bagi rakyat untuk mengadukan masalah kepada pemimpinnya khususnya masyarakat Jakarta. Pada akhirnya
Ahok membangun permusuhan kanan kiri dan itu berbahaya bagi NKRI, " tegas Wanto.
KEYWORD :
Ahok Jokowi