Jum'at, 19/04/2024 17:18 WIB

Perang Sia-sia dan Terlama AS di Afganistan

Kekaisaran AS sudah menurun secara signifikan dalam pengaruh globalnya sejak tahun 2001.

Sekitar 10 orang tewas dan 35 orang lainnya luka, ketika pengendara mobil melakukan aksi bom bunuh diri di Provinsi Helmand, Afganistan

Islamabad, Jurnas.com - Pengamat politik mengatakan, perang Amerika Serikat (AS) di Afghanistan adalah perang yang paling sia-sia dan paling lama dalam sejarah AS.

"Ini adalah perang terpanjang dalam sejarah AS dan tujuannya masih belum jelas. Ini adalah perang paling sia-sia dalam sejarah AS," kata pengat politik, Kevin Barrett kepada Press TV, Kamis (26/12).

Barrett mengatakan, Afghanistan sekali lagi membuktikan dirinya sebagai kuburan kekaisaran dan memang kekaisaran AS sudah menurun secara signifikan dalam pengaruh globalnya sejak tahun 2001.

"Orang mungkin bahkan membayangkan bahwa serangan bendera palsu 11 September, yang terutama dirancang untuk menipu AS agar menghancurkan musuh-musuh Israel yang lebih besar, juga dirancang untuk melumpuhkan kekuatan AS," tambahnya.

Barrett membuat pernyataan tersebut tak lama setelah seorang pasukan AS tewas dalam pertempuran di Afghanistan dengan Taliban pada Senin (23/12).

Insiden terbaru menambahkan jumlah kematian AS di Afghanistan tahun ini menjadi 20. Tahun 2019 disebut paling mematikan bagi pasukan Washington sejak secara resmi mengumumkan diakhirinya operasi pada 2014.

Sersan Kelas 1 Michael James Goble (33) meninggal setelah mengalami luka-luka dalam ledakan di provinsi Kunduz, Afghanistan utara. Ia sedang dalam perjalanan tugas ketiga di Afghanistan ketika dia terbunuh.

Sejak Gedung Putih mulai menginvasi Afghanistan, lebih dari 2.400 pasukan Paman Sam yang terbunuh dalam dugaan perang melawan teroris Taliban.

Negosiasi damai AS dengan Taliban, yang dimulai kembali di Qatar pada 7 Desember 2019, sejauh ini gagal membuahkan hasil nyata.

KEYWORD :

Perang Amerika Serikat Perang Afganistan Pengamat Politik Kevin Barrett




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :