Jum'at, 13/12/2024 07:34 WIB

UE Kecam Peluncuran Lalu Lintas Kereta Api di Selat Kerch

Uni Eropa mengecam peluncuran lalu lintas kereta api melintasi Selat Kerch melalui Jembatan Krimea

Bendera Uni Eropa (Foto: UB Post)

Jakarta, Jurnas.com - Uni Eropa mengecam peluncuran lalu lintas kereta api melintasi Selat Kerch melalui Jembatan Krimea sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan Ukraina.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan di Brussels, Senin (23/12) waktu setempat dikutip Tass.

"Federasi Rusia telah menyelesaikan pembangunan bagian kereta api Jembatan Kerch dan membuka lalu lintas kereta api ke Semenanjung Krimea tanpa persetujuan Ukraina. Ini merupakan pelanggaran lain terhadap kedaulatan Ukraina dan integritas wilayah oleh Rusia," juru bicara itu menekankan.

Dia juga menggarisbawahi bahwa jembatan membatasi perjalanan kapal melalui Selat Kerch ke pelabuhan Ukraina di Laut Azov. Ia juga menambahkan bahwa jembatan berfungsi sebagai langkah dalam isolasi Krimea dari Ukraina.

"Uni Eropa mengharapkan Rusia untuk memastikan jalan bebas hambatan tanpa hambatan melalui selat Kerch, sesuai dengan hukum internasional," tambah Uni Eropa, menegaskan kembali bahwa masyarakat internasional tidak mengakui Krimea sebagai bagian dari Rusia.

Kiev juga mengutuk peluncuran lalu lintas kereta api, menganggapnya sebagai pelanggaran berat hukum internasional dan Konvensi PBB tentang Hukum Laut dan pelanggaran tegas terhadap kedaulatan nasional dan integritas wilayah Ukraina.

Sebelumnya pada hari Senin, pemimpin Rusia meluncurkan lalu lintas kereta api di jembatan di seberang Selat Kerch dengan naik bus rel dari Kerch ke Taman di perusahaan pekerja konstruksi.

Setelah kudeta di Ukraina pada bulan Februari 2014, Crimea dan Sevastopol mengadakan referendum, di mana 96,7% dari Kriminal dan 95,6% pemilih Sevastopol memilih untuk memisahkan diri dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia. Delapan puluh persen dari populasi pemilih berpartisipasi dalam referendum.

Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani perjanjian penyatuan kembali pada 18 Maret 2014, yang diratifikasi oleh Dewan Federasi (majelis tinggi parlemen Rusia) pada 21 Maret 2014. Meskipun hasil referendum meyakinkan, Kiev menolak untuk mengakui Krimea sebagai bagian dari Rusia.

KEYWORD :

Kereta Api Selat Kerch Uni Eropa




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :