Jum'at, 19/04/2024 15:16 WIB

Langgar Komitmen JCPOA, Araqchi: Jangan Dipertanyakan

Langkah Republik Islam Iran itu tidak sama dengan berhenti dari perjanjian.

Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi (Foto: Majid Hagdoist)

Teheran, Jurnas.com - Wakil Menteri Luar Negeri IranAbbas Araqchi, membela langkah negara itu mengurangi komitmennya di bawah kesepakatan nuklir tahun 2015 dalam menghadapi penarikan sepihak Amerika Serikat (AS).

"Terlepas dari penarikan AS dari JCPOA dan fakta bahwa kepentingan Iran tidak terpenuhi dengan menerapkan kesepakatan, Iran tetap berada di JCPOA selama satu tahun sebelum memulai mengurangi komitmennya, atas permintaan pihak lain yang bersikeras mereka akan memberikan kompensasi untuk penarikan AS" katanya pada Senin (2/12)

"Namun, negara-negara Eropa gagal memenuhi komitmen mereka," tambah Araqchi, berbicara di panel khusus KTT Dialog Global Tokyo ke-1 di ibukota Jepang.

"Tidak seorang pun boleh mempertanyakan Iran karena mengurangi komitmennya di bawah JCPOA," tegasnya sembari mengatakan langkah-langkah itu bertujuan menyelamatkan kesepakatan itu, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Bersama Menyeluruh.

Ia menggarisbawahi bahwa langkah Republik Islam Iran itu tidak sama dengan berhenti dari perjanjian.

"Situasi saat ini adalah hasil dari penarikan AS secara sepihak dari JCPOA, dan satu-satunya solusi adalah pencabutan sanksi dan kembali ke diplomasi," tegasnya

Sebelum menuju ke Jepang, Araqchi mengadakan pembicaraan dengan mitranya dari Tiongkok di Beijing yang mengatakan penarikan AS dari JCPOA dan tekanan maksimumnya pada Iran berisiko runtuhnya perjanjian.

Araqchi juga mengatakan di Beijing bahwa komunitas internasional memiliki tanggung jawab untuk melindungi kesepakatan nuklir, yang merupakan hasil dari upaya multilateral.

"JCPOA adalah pencapaian diplomasi internasional dan negara-negara dunia bertanggung jawab untuk mengamati, menerapkan, dan melindunginya," kata Araqchi dalam konferensi pers bersama dengan Wakil Menteri Luar Negeri China Ma Zhaoxu di Beijing, Minggu (1/12).

Pada Mei 2018, Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik negaranya keluar dari kesepakatan internasional, menentang kritik global, dan kemudian memberlakukan kembali sanksi yang telah dicabut terhadap Teheran sebagai bagian dari perjanjian.

Menanggapi langkah tersebut, Teheran sudah mengurangi komitmen nuklirnya yang keempat kali sesuai dengan Pasal 26 dan 36. Ia menekankan bahwa tindakan pembalasannya dapat dibalik begitu Eropa menemukan cara praktis untuk melindungi perdagangan bersama dari sanksi. .

KEYWORD :

Perjanjian Nuklir Amerika Serikat Iran Abbas Araqchi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :