Jum'at, 26/04/2024 11:59 WIB

Migrant CARE: WNI Tewas Antre Paspor di Kuala Lumpur Ironi

Kematian Tamam bin Arsad di trotoar depan KBRI Kuala Lumpur adalah ironi.

Ilustrasi mayat

Jakarta, Jurnas.com - Direktur Eksekutif Migrant CARE, Wahyu Susilo mengatakan, kematian Tamam bin Arsad di trotoar depan KBRI Kuala Lumpur adalah ironi.

Pekerja migran asal Bawean, Jawa Timur berada di KBRI Kuala Lumpur untuk mengantre proses perpanjangan dokumen kewarganegaraan.

Insiden ini ironi karena beberapa hari yang lalu, Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi menegaskan kembali komitmen perlindungan warga negara sebagai salah satu prioritas politik luar negeri Kabinet Indonesia Maju.

Dalam pidato perdana di periode keduanya, Retno menegaskan, di era disrupsi dan perkembangan teknoligi informasi, aktivitas diplomasi juga harus menunjukkan inovasi dan kreasi, salah satunya adalah diplomasi dan digital.

Diplomasi harus memaksimalkan interaksi yang makin terintegrasi dengan digitalisasi untuk mmepercepat pelayanan dan langkah-langkah perlindungan.

Menurut Wahyu, dalam dua dekade, antrian pembuatan dokumen kewarganegaraan adalah pemandangan sehari-hari di KBRI Kuala Lumpur.

"Tentu tidak menutup mata ada inovasi untuk mempercepat pelayanan pembuatan dokumen, namun tetap saja inovasi tersebut tidak memadai dan mengantisipasi ribuan orang yang membutuhkan layanan dokumen," ujarnya.

"Sistem layanan online tidak dioptimalkan agar bisa mengurangi proses yang manual," sambungnya.

Sementara proses yang manual membuka ruang adanya transaksi ilegal dan praktek percaloan serta masih memungkinkan adanya penumpukan manual karena layanan inti pembuatan dokumen masih dikerjakan secara manual.

Proses kerja setengah hati ini, kata Wahyu memperlihatkan masih ada gap antara komitmen Menlu Retno yang tidak diragukan mengenai diplomasi perlindungan dengan kinerja perwakilan RI yang "business as usual" dan menganggap pekerjaan perlindungan pekerja migran adalah pekerjaan sampingan dan bukan sebagai "core diplomacy".

"Situasi ini harus segera dievaluasi agar tidak ada pekerja migran yang mati sia-sia karena keteledoran layanan diplomasi perwakilan RI di luar negeri," tegasnya.

KEYWORD :

Migrant CARE Wahyu Susilo Tamam bin Arsad Retno Marsudi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :