Selasa, 16/04/2024 16:06 WIB

IMF Ramal Sanksi AS Tak Berdampak Pada Ekonomi Iran

Iran tidak akan mengalami tekanan ekstra dari sanksi AS dua tahun setelah diberlakukan kembali menyusul penarikan Washington dari perjanjian nuklir Iran.

Mata uang Iran. (Foto: AFP)

Teheran, Jurnas.com - Seorang ahli yang bekerja untuk Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan sejumlah sanksi keras yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) terhadap Iran akan berhenti berdampak pada ekonomi negara itu tahun depan.

Direktur IMF di Timur Tengah dan Departemen Asia Tengah, Jihad Azour mengatakan kepada kantor berita Reuters, Iran tidak akan mengalami tekanan ekstra dari sanksi AS dua tahun setelah diberlakukan kembali menyusul penarikan Washington dari perjanjian nuklir Iran.

"Perkiraannya adalah sanksi yang diperkenalkan kembali tahun lalu dan diperketat tahun ini, tahun depan tidak akan memiliki dampak tambahan," kata Azour.

Pernyataan itu muncul di tengah banyak ahli yang percaya bahwa Iran sudah berhasil mengimbangi dampak sanksi AS melalui serangkaian tindakan, salah satunya adalah mendiversifikasi ekonominya dari minyak.

IMF telah meramalkan bahwa Iran akan merasakan tingkat kesakitan tertinggi yang disebabkan oleh sanksi tahun ini karena ekonomi negara itu akan menyusut 9,5 persen.

Namun, perkiraan menunjukkan bahwa produk domestik bruto Iran (PDB) akan terus tumbuh pada tingkat yang datar tahun depan, yang berarti bahwa sanksi AS, beberapa di antaranya belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah, akan kehilangan fungsinya.

Bank Dunia mengeluarkan laporan awal bulan ini yang mengatakan bahwa PDB Iran akan sedikit meningkat dalam dua tahun ke depan.

Dikatakan ekonomi Iran akan menyusut 8,7 persen pada 2019/20 tetapi bersikeras bahwa PDB akan bangkit kembali dalam dua tahun keuangan berikutnya dengan sedikit pertumbuhan 0,5 persen per tahun.

Pemerintah Iran melaporkan indikator-indikator ekonomi utama, termasuk inflasi dan tingkat pengangguran, juga menunjukkan ekonomi pulih dari kerugian yang diderita pada musim panas 2018 ketika mata uang nasional turun ke posisi terendah bersejarah 190.000 terhadap dolar AS.

Rial diperdagangkan pada 113.500 terhadap dola berdasarkan informasi yang diberikan oleh situs web pemantauan harga mata uang dan laporan dari pasar pertukaran tidak resmi Teheran pada Senin (28/10).

Semua itu datang ketika Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin bersikeras, sanksi yang dijatuhkan terhadap Iran terlepas dari banyak pernyataan bahwa Washington dan sekutu telah gagal mencapai tujuan mereka dari menekan Iran secara ekonomi.

"Kami telah mengeksekusi pada kampanye tekanan maksimum untuk sanksi. Mereka telah bekerja, mereka bekerja, mereka memotong uangnya," kata Mnuchin saat berkunjung ke wilayah Palestina yang diduduki Israel.

KEYWORD :

Dana Moneter Internasional Amerika Serikat Iran Kesepakatan Nuklir




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :