Jum'at, 26/04/2024 01:53 WIB

Lebih Peka Mengenal Gejala Depresi

Sekilas secara fisik tampak sehat tapi jiwa sedang terganggu, untuk itulah diperlukan kepekaan lebih besar dalam menangani orang yang terkena depresi.

Ilustrasi depresi (foto: Better Help)

Jakarta, Jurnas.com - Depresi merupakan kasus banyak dialami oleh orang muda, yang apabila tidak tertangani dapat mengarah pada terjadinya bunuh diri.

Sekretaris PP Perhimpunan Dokter Spesiali Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) dr. Agung Frijanto mengatakan konsekuensi seseorang apabila depresi tak tertangani maka akan meningkatkan risiko bunuh diri.

Ia mengimbau masyarakat mampu melakukan upaya pencegahan kalau ada anggota keluarga yang mengalami gejala depresi.

Gejala depresi dapat dilihat dari 3 aspek, antara lain afek, kognitif, dan fisik. Gejala depresi pada Afek dapat ditandai dengan sedih, hilangnya minat, iritabilitas, apatis, anhedonia, tak bertenaga, tak bersemangat, isolasi social, dan aniestas.

Gejala depresi secara kognitif dapat dicirikan dengan rendah diri, konsentrasi menurun, daya ingat menurun, ragu-ragu, rasa bersalah, ide bunuh diri.

Selain itu, secara fisik dapat dilihat dari psikomotor menurun, fatigue, gangguan tidur, gangguan nafsu makan, dan hasrat seksual menurun.

“Puskesmas di layanan primer punya peran penting dalam pelayan jiwa. Dalam sistem rujukan JKN kita tempatkan di rumah sakit umum dan rumah sakit jiwa,” kata dr. Agung.

Dr. Agung menambahkan, setiap orang perlu meningkatkan kepedulian antar sesama. Peran keluarga sangan penting dalam hal mencegah depresi lebih parah.

Tak hanya dalam keluarga, upaya pencegahan harus juga dilakukan di lingkungan lain seperti sekolah.

“Poinnya bagaimana memberikan pemahaman kepada orangtua dan guru-guru di sekolah dasar. Pada kondisi remaja atau SMP/SMA kita bisa melakukan deteksi dini, kita bagikan instrument atau daftar pertanyaan untuk mengetahui apakan remaja tersebut depresi atau tidak,” kata dr. agung.

KEYWORD :

Gejala Depresi Bunuh Diri




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :