Penampakan Belgian Blue di Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang, Bogor (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Target 1.000 pedet sapi Belgian Blue di tahun 2019 yang dicanangkan Kementerian Pertanian (Kementan) tampaknya tidak akan tercapai 100 persen. Kementan masih terkendala akseptor.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehan Hewan (PKH), I Ketut Diarmita mengatakan, saat ini Kementan masih tekendala untuk mencapai terget tersebut karena minimnya akseptor (sapi yang siap dibuntingi).
Akseptor Belgian Blue tidak sembarangan. Akseptor Belgian Blue harus tipe sapi unggulan, seperti Frisian Holstein (FH) dan Brahman. Sementara itu, jenis sapi lain, seperti sapi lain postur relatif kecil dan kesulitan melahirkan sapi Belgian Blue yang tubuhnya bongsor.
"Saya sih berharapnya begitu. Sekarang kan yang lahir sudah 500 lebih dari target 1.000. Yang buntin sekitar 400 ratusan. Artinya kami kejar yang 100 ini," ujar Ketut kepada Jurnas.com di sela "Konsolidasi Nasional Mahasiswa Peduli Pertanian Indonesia" di Jakarta, Rabu (9/10).
Untuk mengejar 100 ekor pedet dalam tiga bulan ke depan tampaknya juga tidak akan mungkin terwujud. "Kalau tidak tercapai bukan karena kami malas, karena akseptor. Namun, kalau kami sudah berhasil 90 persen kan berarti kita sudah senang," ujar Ketut.
Satu sisi, Ketut menyampaikan kegalauannya karena harus melahirkan sapi Belgian Blue seperti aslinya pada saat yang sama sapi di unit pelaksana teknis (UPT) pembibitan tidak ada akseptor khusus untuk melahirkan Belgian Blue.
"Sapi pihak kami ingin disuruh melahirkan Belgian Blue. Satu pihak kami ingin melahir sapi seperti aslinya . Itu permasalahnya. Sapi kami tidak punya sapi aseptor yang khusus untuk melahirkan Belgian Blue," tegas Ketut.
Sekadar diketahui, sapi Belgian Blue digadang-digadang menjadi sapi unggulan karena bobot usia dewasanya dapat mencapai dua ton per ekornya dan memiliki persentase karkas lebih tinggi (70-80 persen) dibandingkan sapi lainnya.
KEYWORD :I Ketut Diarmita Sektor Peternakan Belgian Blue
