Selasa, 23/04/2024 15:44 WIB

Arab Saudi Rampok 18 Juta Barel Ekspor Minyak Yaman

Arab Saudi menjarah lebih dari 18 juta barel ekspor minyak tahun lalu dan mengirim uang mereka ke Bank Nasional Saudi.

Pegawai minyak Yaman memantau kilang minyak Aden setelah diaktifkan kembali pada 5 September 2016, atau setahun setelah ditutup karena kampanye militer yang dipimpin Arab Saudi yang sedang berlangsung. (Foto: Presstv)

Sana`a, Jurnas.com - Kementerian perminyakan Yaman yang berafiliasi dengan Houthi mengatakan negara-negara koalisi yang dipimpin Saudi dan tentara bayaran mereka menjarah lebih dari 18 juta barel ekspor minyak negara itu tahun lalu.

Berbicara pada konferensi pers di ibukota Yaman Sana`a, Sabtu (4/10), Ahmed Daris mengatakan, koalisi menjarah lebih dari 18 juta barel ekspor minyak tahun lalu dan mengirim uang mereka ke Bank Nasional Saudi.

Daris juga meminta PBB bertanggung jawab dalam memfasilitasi pembebasan pengiriman minyak yang ditahan koalisi pimpinan Saudi yang mengobarkan perang terhadap negara yang miskin itu.

Ia memperingatkan koalisi pimpinan-Saudi bahwa penahanan kapal tanker minyak yang berkelanjutan akan memotivasi orang Yaman untuk bergabung dengan garis depan anti-Saudi.

"Tanker minyak gratis, orang-orang kami tidak akan menyerah pada penahanan yang berkelanjutan, tetapi ini akan menjadi insentif untuk pindah ke garis depan," katanya.

Arab Saudi dan sekutunya menyerang Yaman pada Maret 2015 dengan tujuan mengembalikkan kembali pemerintahan mantan presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi dan menghancurkan gerakan Houthi Ansarullah.

Wilayah selatan Yaman dikontrol oleh pejabat bekas pemerintah Yaman yang didukung Saudi. Arab Saudi telah mengambil kendali atas pelabuhan dan bandara provinsi, menggunakan mereka untuk mengerahkan ratusan tentara di wilayah tersebut.

Serangkaian dokumen yang diperoleh oleh beberapa media pada Agustus tahun lalu menunjukkan niat Arab Saudi untuk membangun pelabuhan minyak di gubernur al-Mahra Yaman di tenggara negara itu, tempat pasukan Saudi dan Emirati hadir.

Dokumen-dokumen itu memperlihatkan ambisi Arab Saudi untuk mengembangkan pelabuhan, yang akan mengekstraksi dan mengekspor minyak bumi.

Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada duta besar kerajaan untuk Yaman, sebuah perusahaan konstruksi kelautan yang berbasis di Saudi, Huta Marine, mengucapkan terima kasih kepada pejabat karena mempercayai kemampuan perusahaan dengan memintanya mengajukan proposal teknis dan keuangan untuk desain pelabuhan.

Para ahli mengatakan pipa akan memungkinkan kerajaan tidak dibatasi ke Selat Hormuz atau Selat Bab el-Mandeb, keduanya titik tersedak strategis yang mempengaruhi rute pengiriman minyak saat ini.

Menurut sebuah laporan Proyek Konflik Lokasi dan Data Peristiwa Bersenjata (ACLED), sebuah organisasi penelitian konflik nirlaba, perang yang dipimpin Arab Saudi sejauh ini telah merenggut nyawa sekitar 56.000 warga Yaman.

Kerajaan itu juga memberlakukan blokade habis-habisan terhadap Yaman, yang menurut PBB sekarang menjadi tempat terjadinya krisis buatan manusia terburuk di dunia.

KEYWORD :

Arab Saudi Ekspor Minyak Perang Yaman




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :