Departemen Pertahanan AS melakukan uji rudal jelajah yang diluncurkan secara konvensional di Pulau San Nicolas, California pada 18 Agustus 2019. (Foto: Presstv)
Teheran, Jurnas.com - Pemerintah Iran mengatakan Amerika Serikat (AS) memantik perlombaan senjata baru dan mengancam perdamaian serta keamanan internasional.
Pernyataan itu disampaikan setelah Paman Sam melakukan uji coba rudal jelajah yang dilarang berdasarkan perjanjian era Perang Dingin yang sekarang sudah dibubarkan Washington.
"Langkah AS kemungkinan akan menyebabkan perlombaan senjata di seluruh dunia, selain mengintensifkan ketidakstabilan, mengancam perdamaian dan keamanan internasional, juga akan membebankan biaya ekonomi yang besar pada negara-negara lain dan sebagai hasilnya, mengurangi kesejahteraan ekonomi negara di dunia, " kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi, Sabtu (24/8).
Ia mengecam tindakan AS yang bertindak secara unilateralisme, menarik diri dari perjanjian internasional dan merusak hukum, peraturan, dan norma internasional.
Karena itu, Mousavi meminta komunitas internasional untuk menunjukkan reaksi yang tepat terhadap langkah-langkah destabilisasi AS dan penarikannya dari perjanjian internasional yang dianggap sebagai langkah mundur dalam hubungan internasional.
Awal pekan ini, Departemen Pertahanan AS mengumumkan telah menguji jenis rudal jelajah yang diluncurkan di darat dengan jangkauan lebih dari 500 kilometer. Tes itu dilarang di bawah Traktat Nuklir Menengah (INF) 1987, perjanjian bilateral dengan Rusia yang dibatalkan AS awal bulan ini.
Dalam peluncuran uji coba AS, rudal itu meledak di Pulau San Nicolas, tempat uji coba Angkatan Laut di lepas pantai Los Angeles, California, dan melaju di atas Samudra Pasifik selama lebih dari 500 kilometer sebelum menyerang sasaran yang ditentukan.
Perjanjian INF ditandatangani pada tahun 1987, yang melarang rudal darat dengan jangkauan antara 500 hingga 5.500 kilometer dan termasuk rudal yang membawa hulu ledak nuklir dan konvensional.
Sebelum menarik diri, AS menuduh Rusia mengembangkan rudal tertentu yang dilarang perjanjian INF, yang kemudian dipublikasikan Moskow untuk membuktikan bahwa klaim Washington salah.
Selama pertemuan dengan Dewan Keamanan Rusia pada Jumat (22/8), Presiden Vladimir Putin memerintahkan aparat negara untuk menyiapkan tanggapan simetris terhadap peluncuran uji coba rudal AS yang menurut Moskow dapat menimbulkan ancaman terhadap keamanan Rusia.
Putin meminta Kementerian Pertahanan Rusia, Kementerian Luar Negeri, dan "agen khusus" lainnya menganalisis tingkat ancaman tindakan AS dan mengambil langkah-langkah komprehensif untuk menyiapkan respons simetris.
Sebelumnya, Selasa (20/8), China dan Rusia memperingatkan bahwa uji coba rudal baru AS sudah meningkatkan ketegangan dan risiko militer yang memicu perlombaan senjata.
KEYWORD :Perlobaan Senjata Amerika Serikat