Habib Sholeh al Muhdar, Pengurus Majelis Permusyawaratan Pegasuh Pondok Pesantren Indonesia
Jakarta, Jurnas.com - Salah satu Ketua Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren se-Indonesia, Habib Sholeh Al Muhdar meminta semua ulama, habaib, muballigh, dai agar lebih berhati-hati dalam menyampaikan dakwah, agar jangan sampai melukai umat beragama lain.
"Dakwah itu tidak perlu menjelek-jelekkan umat beragama yang lain, tidak perlu kita membuat pernyataan yang dapat membuat kekisruhan antar umat beragama," ujar Habib Sholeh, Sabtu (24/8/2019).
Pernyataan Habib Sholeh ini menanggapi isi ceramah Ustad Abdul Somad (UAS) saat menjawab pertanyaan jamaah terkait salib umat beragama kristen, yang kemudian memicu protes.
"Sudahlah. Saya ingatkan kepada UAS, kalau pidato atau ada orang yang bertanya saya minta untuk sangat hati-hatilah menjawabnya. Jangan sampe menyinggung perasaan orang gitu. Jadikan yang kemarin itu sebagai pelajaran," tegas Habib Sholeh.
Kata Habib Sholeh, setiap orang harus pandai bertutur kata, agar jangan sampe menyinggung perasaan orang. Sebab tak boleh kita menyakiti perasaan orang, sehiningga memicu kebencian.
"Islam mengajarkan agar kita menyampaikan kebenaran tanpa harus melukai perasaan orang. Ayolah, kepada semua mubaligh semua dai untuk bisa mendinginkan, tidak untuk mencela orang atau agama lain," tegasnya.
Habib Sholeh juga mengatakan, sangat penting bagi para alim ulama untuk memahami bahwa hidup rukun dan damai sangat dianjurkan dalam agama Islam.
Umat Islam bisa tenang beribadah, demikian juga umat kristiani, katolik, hindu, budha. Silahkan beribadah sesuai keyakinan masing-masing tanpa saling mencela.
"Jadi kita harus saling menjaga ukhuwah. Irhakumu man fil ardi yarhukumam fissamaai. Kasihi yang ada di muka bumi, maka yang di langit akan mengasihi," jelas Habib Sholeh.
Umat dakwah Ustad Abdul Somad Habib Sholeh Al Muhdar
