Minggu, 08/12/2024 07:27 WIB

Terkait Konflik Kashmir, Iran Minta India Berlaku Adil terhadap Muslim

Situasi saat ini di Kashmir dan perselisihan antara India dan Paskistan di wilayah tersebut sebagai buntutu tindakan jahat Inggris saat meninggalkan anak benua India.

Pemimpin Revolusi Islam Ayatullah Sayyid Ali Khamenei (C) bertemu dengan presiden Iran dan anggota kabinetnya di Teheran pada 21 Agustus 2019. (Foto: leader.ir)

Teheran, Jurnas.com - Pemimpin Revolusi Islam Iran, Ayatollah Sayyid Ali Khamenei, menyatakan prihatin dengan situasi di Kashmir saat ini. Ia miminta pemerintah India untuk berlaku adil dengan minoritas umat Muslim di wilayah itu.

"Kami menjaga hubungan baik dengan pemerintah India. Kami berharap India mengambil kebijakan yang adil terhadap warga Kashmir yang layak dan Muslim di wilayah itu agar tidak ditekan," ujar Khamenei dalam pertemuan dengan Presiden Iran, Hassan Rouhani dan anggota kabinetnya di Teheran, Rabu (21/8).

Khamenei mengatakan, situasi saat ini di Kashmir dan perselisihan antara India dan Paskistan di wilayah tersebut sebagai buntutu tindakan jahat Inggris saat meninggalkan anak benua India.

"Untuk memperpanjang konflik di Kashmir, Inggris sengaja meninggalkan anak benua ini di wilayah tersebut," kata Khamenei.

Kashmir menjadi tempat aksi unjuk rasa baru-baru sejak Perdana Menteri India, Narendra Modi mencabut status semi-otonomi wilayah Kashmir yang disengketakan.

New Delhi mengklaim keputusan untuk menghapus wilayah semi-otonomi mayoritas Muslim yang disengketakan itu diperlukan untuk pengembangan ekonomi Kashmir dan menghentikan terorisme.

Kashmir dibagi antara India dan Pakistan sejak pemisahan dan kemerdekaan mereka dari Inggris pada1947. Wilayah yang disengketakan itu diklaim sepenuhnya kedua belah pihak, yang sudah berperang tiga kali.

Di tempat lain dalam sambutannya, Khamenei menyinggun situasi Iran saat ini. Ia mengatakan semua plot musuh terhadap negara itu sia-sia selama 40 tahun terakhir.

"Anda seharusnya tidak takut pada musuh karena musuh ini telah ada sejak awal Republik Islam dan sudah melakukan apa pun yang bisa dilakukan tetapi gagal," kata Khamenei.

"AS, Eropa, dan bahkan Uni Soviet yang sudah mati telah melakukan apa pun yang mereka bisa terhadap Republik Islam selama 40 tahun terakhir tetapi mereka gagal. Memang, mereka menyebabkan kerusakan dan masalah, tetapi belum mampu menghambat kemajuan pendirian Islam," tambahnya.

Membeberkan prestasi dan kemajuan Iran dalam sektor politik, pertahanan dan ekonomi, Khamenei mengatakan musuh tidak dapat berbuat apa-apa terhadap Iran, mengulangi 40 tahun ke depan Republik Islam akan lebih baik untuk Iran tetapi lebih buruk bagi musuh.

Khamenei mendesak pejabat pemerintah mengubah sanksi menjadi peluang dengan menyapih ketergantungan negara terhadap ekspor minyak dan lebih mengandalkan kemampuan dalam negeri.

Khamenei menyebut produksi dalam negeri sebagai kunci untuk memecahkan masalah yang ada dan mengatakan, cara terbaik untuk melawan tindakan sabotase musuh adalah dengan menopang produksi di berbagai sektor.

Ia juga menggarisbawahi perlunya interaksi dan kerja sama lebih lanjut di antara tiga cabang pemerintah untuk mengatasi masalah dan membuat kemajuan.

KEYWORD :

Konflik India Pakistan Iran Asia Selatan Ali Khamenei




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :