Sabtu, 14/12/2024 01:32 WIB

Trump: Kami Bisa Menangkan Perang di Afganistan tanpa Nuklir

Trump bahkan menyebut Afghanistan sebagai tempat berbahaya. Ia mengibaratkan seperti Universitas terorisme Harvard.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Washington, DC, 1 Agustus 2019. (Foto: AFP)

Washington, Jurnas.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump kembali membual dapat memenangkan perang Afghanistan dalam seminggu tanpa menggunakan senjata nuklir.

Begitu kata Trump kepada para wartawan di Gedung Putih selama pertemuan dengan mitranya dari Rumania, Selasa (20/8).

"Seperti yang saya katakan, dan saya sudah mengatakannya beberapa kali, tanpa menggunakan nuklir, kami bisa memenangkan perang itu dalam seminggu jika kami ingin melawannya, tapi saya tidak ingin membunuh 10 juta orang," kata Trump.

"Saya tidak ingin membunuh 10 juta warga Afghanistan, karena itulah yang harus terjadi, dan saya tidak ingin melakukan itu," tambahnya, tanpa menjelaskan bagaimana mengakhiri perang militer AS selam 18 tahun di Afghanistan.

Pasukan AS menginvasi Afghanistan pada 2001 dengan dalih membersihkan negara itu dari sarang terorisme yang kemudian dipimpin kelompok al-Qaeda yang terkait dengan Arab Saudi dan militan Taliban sekutu.

Namun, sejak pendudukan besar-besaran yang dipimpin AS di negara itu, terorisme dan perdagangan narkotika yang dipimpin Taliban meluas secara drastis ke seluruh Afghanistan.

Bulan lalu, Trump juga menegaskan bahwa pihaknya bisa dengan mudah mengakhiri perang Afghanistan hanya dalam seminggu.

"Saya bisa memenangkan perang itu dalam seminggu. Saya hanya tidak ingin membunuh 10 juta orang," kata Trump saat menjamu Presiden Pakistan Imran Khan di Washington selama pertemuan dengan perdana menteri Pakistan pada 22 Juli.

"Jika saya ingin memenangkan perang itu, Afghanistan akan lenyap dari muka bumi. Itu akan berakhir secara harfiah hanya dalam 10 hari," tambahnya.

Trump juga mengatakan, sangat konyol, AS tetap berada di Afghanistan selama 18 tahun sebagai pasukan polisi di negara Asia Selatan itu.

Bukan hanya itu, Trump bahkan menyebut Afghanistan sebagai tempat berbahaya. Ia mengibaratkan Islamabad seperti Universitas terorisme Harvard.

"Ini adalah tempat yang berbahaya dan kami harus selalu mengawasinya. Kami memulangkan beberapa pasukan kami, tetapi kami harus tetap mensiagakan pasukan di sana," ujar Trump.

"Kami selalu memiliki kecerdasan, dan kami akan selalu memiliki seseorang di sana," tegasnya.

KEYWORD :

Amerika Serikat Donald Trump Afganistan Senjata Nuklir




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :