Selasa, 23/04/2024 16:59 WIB

Yaman Serang Ladang minyak Saudi di Shaybah dengan 10 Drone

Fasilitas minyak di Shaybah, yang memiliki cadangan minyak strategis terbesar di Arab Saudi dekat perbatasan Uni Emirat Arab (UEA), menjadi sasaran 10 pesawat tak berawak Yaman.

Foto menunjukkan pemandangan ladang minyak Shaybah di Arab Saudi bagian timur. (Foto: Presstv)

Sana`a, Jurnas.com - Pasukan Yaman melepaskan serangan terhadap ladang minyak yang berafiliasi dengan Saudi Aramco di timur kerajaan sebagai balasan atas perang Riyadh di negara Arab yang miskin itu.

Fasilitas minyak di Shaybah, yang memiliki cadangan minyak strategis terbesar di Arab Saudi dekat perbatasan Uni Emirat Arab (UEA), menjadi sasaran 10 pesawat tak berawak Yaman.

"Fasilitas yang diserang termasuk kilang minyak dan penyimpanan minyak," kata al-Masirah, mengutip juru bicara angkatan bersenjata Yaman Brigadir Jenderal Yahya Sare`e.

Shaybah, yang dioperasikan oleh perusahaan minyak negara Saudi Aramco, terletak di timur kerajaan, dekat dengan perbatasan Uni Emirat Arab.

Sare`e mengatakan operasi itu diluncurkan sebagai bagian dari balasan atas kejahatan agresi dan pengepungan terhadap negara Yaman.

Ia kembali menyerukan kepada perusahaan dan warga sipil untuk menjauh dari semua situs vital di Arab Saudi, menambahkan bahwa bank target Yaman di dalam kerajaan meluas setiap hari dan serangan ke depannnya akan lebih menyakitkan bagi musuh.

"Pasukan agresi tidak punya pilihan selain menghentikan perang dan mengangkat pengepungan terhadap rakyat Yaman," kata Sare`e.

Pejuang Yaman secara teratur menargetkan posisi di dalam Arab Saudi sebagai pembalasan atas perang Saudi, yang dimulai pada Maret 2015 dalam upaya untuk memasang kembali rezim yang bersekutu di Riyadh dan menghancurkan gerakan populer Houthi Ansarullah.

Agresi militer yang didukung Barat, ditambah dengan blokade laut, telah menewaskan puluhan ribu orang Yaman, menghancurkan infrastruktur negara dan menyebabkan krisis kemanusiaan besar-besaran.

Koalisi pimpinan Saudi menyerang Aden

Pada Sabtu (17/8) pagi, pesawat-pesawat tempur koalisi yang dipimpin Arab Saudi melepaskan tembakan ke kota pelabuhan selatan Yaman, Aden, dekat kamp-kamp yang diduduki oleh separatis yang didukung Emirat.

Koalisi juga mendesak separatis selatan untuk menarik diri dari semua situs yang baru-baru ini mereka tangkap di Aden.

Namun, pejabat lokal Aden mengatakan, meskipun unsur-unsur yang disponsori UEA telah pindah dari istana presiden dan bank sentral yang hampir kosong, mereka tidak meninggalkan kamp militer kota.

"Kami tidak akan mundur, kami tidak akan bergerak dan pesawat tidak akan menakuti kami," kata sebuah pernyataan dari salah satu brigade yang berperang sebagai bagian dari militan yang didukung Emirati.

Beberapa hari terakhir, Aden menyaksikan bentrokan mematikan antara separatis selatan yang didukung UEA dan gerilyawan yang dipimpin Saudi yang setia kepada mantan presiden Yaman Abd Rabbuh Mansur Hadi di Aden, pintu gerbang untuk pasokan komersial dan bantuan.

Kedua kubu melayani koalisi yang dipimpin Riyadh, dan sudah terlibat, sejak 2015, dalam kampanye militer berdarah melawan Yaman yang bertujuan mengembalikan Hadi, yang mengundurkan diri pada 2014 dan kemudian melarikan diri ke ibukota Saudi.

Bentrokan meletus sudah berminggu-minggu setelah UEA mengumumkan rencana mengejutkan menarik sebagian pasukannya dari Yaman.

KEYWORD :

Arab Saudi Fasilitas minyak Pasukan Yaman




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :