Mahasiswa terpilih yang akan mengikuti NIAPP 2019 (Foto: Muti/Jurnas)
Jakarta, Jurnas.com – Sebanyak 20 mahasiswa Indonesia dikirim ke Australia untuk belajar tentang peternakan sapi modern. Mereka adalah para mahasiswa terpilih dari berbagai penjuru Tanah Air yang mengikuti program NTCA Indonesia Australia Pastoral Program (NIAPP).
Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Ismunandar menjelaskan, program yang dilaksanakan selama 10 minggu tersebut akan memberikan banyak pengetahuan dan pengalaman baru bagi para mahasiswa Indonesia.
Mereka akan belajar pelatihan penggembalaan secara intensif, meliputi aspek kesejahteraan dan penanganan hewan ternak, juga belajar langsung di industri peternakan yang telah dijalankan secara modern.
“Selama ini kendala pertanian dan peternakan kita itu kan masih skala industri rumahan, masih kurang. Kalau di Australia jelas. Banyak hal yang dapat dipelajari mahasiswa kita terutama profesionalisme di bidang peternakan,” terang Ismunandar kepada awak media pada Jumat (16/8) di Jakarta.
Indonesia Gagal Melaju ke Final Piala AFF U-16
NIAPP sudah berlangsung selama tujuh tahun terakhir sejak 2020. Dirjen Belmawa menilai program magang di luar negeri ini sesuai dengan prinsip penta-helix, khususnya kerja sama Perguruan Tinggi dengan berbagai sektor untuk melakukan perubahan sosial yang signifikan.
Harapannya setelah pulang para mahasiswa mampu membawa pengalaman berharga untuk bekal bekerja di masa mendatang.
“Bahkan kata mereka alumni yang mengikuti program ini sudah diijon. Sebelum berangkat, mereka diminta bekerja di perusahaan tertentu,” ujar dia.
Sementara Ketua Umum Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI), Ir. Didiek Purwanto, mengharapkan program ini memberikan pembelajaran praktis dan berdampak pada industri peternakan di tanah air.
Apalagi, minat generasi muda di sektor peternakan masih rendah. Beternak bukan pilihan menarik untuk menggantungkan hidup, bahkan bagi seorang lulusan sarjana peternakan sekalipun. Mahasiswa peternakan yang lulus kuliah banyak yang malah meniti karir di luar sektor peternakan.
“Kami juga mengharapkan mereka yang di masa mendatang akan memberikan dampak baik bagi industri peternakan di Indonesia. Kami sangat senang, 60 persen lulusan program ini telah bekerja di industri peternakan, 25 persen masih kuliah, 5 persen bekerja di luar industri peternakan, dan 10 persen bekerja dan melanjutkan pendidikan di luar negeri,” jelas Didiek.
NIAPP merupakan program hasil kerja sama antara Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI), Northern Territory Cattlemens Association (NTCA) Australia, dan sejumlah perguruan tinggi Indonesia.
Program ini merupakan bagian dari kerjasama dan dukungan dari Red Meat and Cattle Partnership yang diinisiasi pemerintah Australia. Hingga saat ini, program NIAPP telah mengirim 89 mahasiswa Indonesia ke Australia Utara.
KEYWORD :Mahasiswa Indonesia Dirjen Belmawa Australia Peternakan Modern