Kamis, 03/10/2024 19:53 WIB

Golkar Lebih Baik Ganti Ketua Umum Dibanding Memecat Para Ketua DPD

Cara terbaik saat ini adalah Golkar melakukan pergantian posisi ketua umum

Caketum Golkar Bambang Soesatyo

Jakarta, Jurnas.com - Sejumlah Ketua DPD Partai Golkar yang berseberangan dengan Airlangga Hartarto dipecat dari kepengurusan. Pemecatan itu tak lain karena mereka mendukung Bambang Soesatyo (Bamsoet) dalam Munas Golkar 2019.

Terkait hal ini, pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun menilai yang mestinya diganti bukanlah ketua-ketua DPD, tapi ketua umum Golkar.

"Cara terbaik saat ini adalah Golkar melakukan pergantian posisi ketua umum. Sebab roda organiasai akan buruk apabila dijalankan tanpa AD/ART. Misalnya melakukan pemecatan secara tiba-tiba hanya karene mendukung Bamsoet," ujar Ubedilah kepada wartawan, Rabu (7/8).

‎Ketika ada persoalan, lanjut Ubedilah, maka pengutus DPD pasti akan resisten pada ketua umum. Itu artinya Airlangga sudah mengalami krisis legitimasi.

"Karena dia mengalami krisis legitimasi, maka sirkulasi pergantian ketua umun Golkar menjadi penting. Atau musyawarahkan kembali formulasi elite-elite Golkar yang baru itu harus dilakukan,"‎jelas Ubedilah.

Menurut Ubedilah,‎ pemecatan para Ketua DPD di sejumlah daerah  ini menujukan Airlangga sedang tidak nyaman dengan rivalnya Bamsoet, yang terus mendapatkan dukungan.

"Prilakunya itu DPP kemudian memecat tanpa argumentasi, tanpa dasar konstitusi partai, tanpa argumen yang kokoh tanpa AD/ART. Maka itu menunjukan bahwa prilaku DPP itu mengalami suatu situasi psikologis tidak nyaman dengan pengurus partai di bawahnya. ‎Apalagi kalau yang dipecat kepada pengurus-pengurus yang datang dari lawan politiknya di DPP," benernya.‎

Dengan kata lain, lanjut Ubedilah, Airlanga takut kursi ketua umum Partai Golkar direbut oleh Bamsoet. Sehinga melakukan tindakan melakukan pemecatan terhadap para Ketua DPD secara tiba-tiba.‎

"Ini persoalan terhadap proses sirkulasi kekuasaan Golkar yang tidak normal. Ada ketakutan karena politik faksi, ada kelompok, ya mungkin ketakutan dikalahkan juga, dan lain-lain. S‎aya kira itu yang bisa dibaca," ungkapnya.

Lebih lanjut, Ubedilah mengatakan adanya surat Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Aburizal Bakrie (Ical) yang menginginkan evaluasi kepemimpinan Airlangga, juga menunjukan tanda-tanda adanya kekecewaan.

Sebab menurutnya, target Airlangga di Pemilu 2019 tidak tercapai. Sehingga surat dari Ical alias ARB itu bisa dilihat sebagai bentuk masukan supaya kepemimpinan Airlangga dievaluasi.‎

"Artinya ada semacam kekecewaan terhadap Airlangga. Kemudian juga semacam makna politik bahwa Ical menunjukan kepada publik mengurangi dukungannya kepada Airlangga," ungkapnya.‎

"Jadi sebetulnya ini semacam warning lah dari Ical untuk Airlangga. Bahwa di lapisan elite Golkar itu memang mulai banyak yang mengevaluasi Airlangga yang tidak sesuai dengan target saat Pemilu kemarin. Saya kira itu warning untuk Airlangga‎. Dan inikasi bahwa Ical mulai mengurangi dukungannya ke Airlangga," tutup dia.

KEYWORD :

Airlangga Hartarto Ketua DPD Bambang Soesatyo Munas Golkar 2019




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :