Minggu, 12/05/2024 19:47 WIB

Bikin Resah, Kongres AS Batasi Agresi Trump terhadap Iran

Amandemen itu melarang Trump menyerang Iran tanpa persetujuan kongres, namun tak akan menghalangi presiden untuk melakukan serangan balasan atas Iran.

Presiden AS Donald Trump menghadiri Piknik Kongres di Halaman Selatan Gedung Putih di Washington, DC, pada 21 Juni 2019. (Foto: AFP)

Washington, Jurnas.com - Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (AS) menyetujui amandemen Rancangan Undang-Undang (RUU) belanja pertahanan tahunan demi membatasi aksi militer Presiden Donald Trump untuk menyerang Iran.

Dilansir dari Anadolu, tindakan bipartisan itu disetujui 251-170 dengan dukungan sekitar 30 Partai Republik dan hampir semua Demokrat.

Amandemen itu melarang Trump menyerang Iran tanpa persetujuan kongres, namun tak akan menghalangi presiden untuk melakukan serangan balasan atas Iran.

"Ini cara paling efektif untuk memastikan Trump mengikuti konstitusi kami dan tak menyeret kami ke dalam perang mahal lainnya di Timur Tengah," kata anggota kongres Ro Khanna, lewat Twitter, Jumat (12/6).

"Hak konstitusional tidak opsional dan perang tanpa akhir tak bisa dihindari," tambahnya lagi.

Bulan lalu, Trump nyaris menyerang Iran menyusul upaya Teheran menjatuhkan pesawat pengintai AS karena melanggar wilayah udara. Serangan yang tak jadi itu diklaim dapat mengakibatkan puluhan korban Iran.

Tump juga berpotensi membuat konflik meluas dengan Iran dan sekutunya yang membentang di wilayah tersebut.

Trump melanjutkan serangkaian ancaman berbahaya terhadap Iran, memperingatkan Republik Islam sebagai contoh "pemusnahan" jika menyerang target tambahan Amerika.

Trump menegaskan memiliki wewenang untuk menyerang Iran tanpa persetujuan kongres, meskipun delegasi konstitusi kekuatan perang hanya lewat kongres.

Pemungutan suara tersebut merupakan penanda keletihan anggota kongres dan publik AS atas perang yang terus meluas, serta upaya beberapa anggota parlemen merebut kembali kekuatan perang konstitusional mereka setelah kelonggaran luas diberikan kepada presiden hampir dua dekade.

KEYWORD :

Iran Amerika Serikat Timur Tengah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :