Jum'at, 19/04/2024 00:25 WIB

Komisaris Tinggi PBB Desak Maduro Bebeskan Lawan Politiknya

Bachelet diperkirakan akan menyerahkan laporan kepada Dewan HAM PBB bulan depan.

Komisaris Tinggi PBB, Michelle Bachelet dan Presiden Venezuela Nicolas Maduro bertemu di Caracas (Manaure Quintero / Reuters)

Caracas, Jurnas.com - Komisaris Tinggi Perserikan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak Asasi Manusia, Michelle Bachelet meminta Presiden Venezuela, Nicolas Maduro membebaskan lawan politiknya dari tahanan.

Hal itu disampaikan dalam kunjungan tiga hari ke Venezuela atas undangan Maduro, yang disebut telah menindak lawan politiknya di tengah tingginya inflasi dan langkanya kebutuhan pokok.

"Saya menyerukan pihak berwenang Venezuela membebaskan semua orang yang ditahan atau dirampas kebebasannya karena menggunakan hak-hak sipil mereka secara damai," kata Bachelet, merujuk pada ratusan lawan politim Maduro yang dipenjara.

Kunjungan Bachelet terjadi di tengah krisis ekonomi dan politik Venezuela yang menurut PBB menyebabkan sekitar empat juta warga Venezuela mengungsi sejak 2015.

Bachelet juga menunjuk delegasi untuk tetap berada di negara itu untuk memberikan bantuan dan saran teknis sembari memantau perkembangan situasi hak asasi manusia di seluruh Venezuela.

Bachelet diperkirakan akan menyerahkan laporan kepada Dewan HAM PBB bulan depan.

Sebelumnya, Bachelet mengkritik tanggapan Maduro terhadap krisis dan menyerukan Caracas menghormati hak dasar semua orang berkumpul secara damai dan kebebasan berekspresi.

Ia juga mengkritisi sanksi pembatasan perdagangan Presiden Donald Trump terhadap Maduro, yang dapat berdampak negatif kepada warga Venezuela dimana 96 persen pendapatannya berasal dari l minyak.

Selama kunjungannya, Bachelet juga bertemu dengan pemimpin oposisi Juan Guaido, yang diakui sebagai presiden sementara Venezuela oleh sekitar 50 negara, termasuk AS.

Ia menyerukan dialog antara pemerintah dan oposisi Guaido dan berbicara untuk mendukung upaya Norwegia untuk menengahi pembicaraan.

Delegasi dari kedua belah pihak bertemu di sana untuk pertama kalinya pada bulan Mei, tetapi sejak itu kemajuan terhenti.

"Nasib lebih dari 30 juta rakyat Venezuela terletak pada kemauan dan kemampuan para pemimpin mereka untuk menempatkan hak asasi manusia di atas ambisi politik atau ideologis pribadi," kata Bachelet.

"Saya mengerti bahwa ada yang skeptis bahwa perundingan semacam ini akan membuahkan hasil, tetapi situasi serius di negara itu menuntut para pemimpin mencoba," tambahnya.

KEYWORD :

Konflik Venezuela Juan Guaido Amerika Latin Nicolas Maduro Michelle Bachelet




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :