Kamis, 02/05/2024 20:51 WIB

Malaysia: Kami Negara Kecil tapi Tidak Ingin jadi Pembuangan Sampah

Negara itu dengan tegas mengatakan tidak akan menjadi tempat pembuangan sampah dari negara-negara kaya.

Tampak pekerja sedang membuka kontaier penuh plastik yang tidak dapat didaur ulang yang disita pihak berwenang di pelabuhan barat di Klang, Malaysia (Foto:Vincent Thian / AP)

Kuala Lumpur, Jurnas.com - Malaysia akan mengirim kembali hampir 3.000 metrik ton sampah plastik yang tidak dapat didaur ulang ke negara-negara asalnya, termasuk Amerika Serikat (AS), Kanada, Australia dan Inggris.

Negara itu dengan tegas mengatakan tidak akan menjadi tempat pembuangan sampah dari negara-negara kaya.

Menteri Lingkungan Hidup Malaysia, Yeo Bee Yin mengungkapkan, 60 kontainer yang ditumpuk dengan limbah yang terkontaminasi diselundupkan dalam perjalanan ke fasilitas pemrosesan ilegal di Malaysia. Sampah-sampah itu akan dikirim kembali ke negara asal mereka.

Yeo mengatakan Malaysia, dan banyak negara berkembang, telah menjadi target baru setelah China melarang impor sampah plastik tahun lalu. "Ini mungkin hanya puncak gunung es (karena) pelarangan limbah plastik oleh China," kata Yeo pada konferensi pers, Selasa (28/5).

"Malaysia tidak akan menjadi tempat pembuangan sampah bagi dunia. Kami akan melawan balik. Meskipun kami adalah negara kecil, kami tidak bisa diganggu oleh negara-negara maju."

Sepuluh kontainer akan dikirim kembali dalam waktu dua minggu, kata Yeo, saat ia menunjukkan kepada wartawan isi sampah di pelabuhan di luar ibukota, Kuala Lumpur.

Barang-barang yang ditampilkan termasuk kabel dari Inggris, karton susu yang terkontaminasi dari Australia dan CD dari Bangladesh, serta bal sampah elektronik dan rumah tangga dari AS, Kanada, Jepang, Arab Saudi dan Cina.

Yeo mengatakan limbah dari China tampaknya merupakan sampah dari Prancis dan negara-negara lain yang telah dialihkan setelah larangan Beijing.

KEYWORD :

Sampah Malaysia Uni Eropa Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :