Pembicara dalam diskusi masa depan orang hutan. (Foto : Jurnas/Ginting).
Jakarta, Jurnas.com- Kehadiran Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru dinilai tidak mengganggu habitat orangutan Tapanuli. Sementara penolakan PLTA melalui isu orangutan diakui oleh peneliti Indonesia telah melibatkan pihak asing.
“Memang berdasarkan penelitian di bidang genetik, bukan hanya saya tapi juga tim besar dari beberapa negara. Kita bergabung dari Indonesia, mencoba untuk memetakan awalnya bagaimana sihgenetika si orangutan Sumatera itu,” kata Puji Rianti, peneliti genetika dari Institut Pertanian Bogor (IPB), dalam sebuah acara diskusi yang digelar di Jakarta, Kamis (4/4).Terhadap keterlibatan peneliti asing, Puji memang tidak menjelaskannya secara detail. Namun, hasil penelusuran wartawan diketahui bahwa spesies orangutan Tapanuli dari hutan Batang Toru ini diteliti oleh peneliti asal Amsterdam, Belanda, Gabriella Fredriksson. Wanita yang akrab disapa Gaby itu menjadi koordinator Program Konservasi Orangutan Sumatera (SOCP) yang berasal dari organisasi PanEco dan Yayasan Ekosistem Lestari (YEL).
Ikuti Update jurnas.com di
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
KEYWORD : Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
Orangutan Wiratno Puji Rianti

























