Jum'at, 26/04/2024 06:34 WIB

Diplomat Filipina Diserang karena Komentar soal Nazi

Duterte mengatakan, akan dengan senang hati membantai jutaan pecandu narkoba di Filipina, seperti yang dilakukan Nazi terhadap jutaan orang Yahudi.

Sebelum menjadi menteri luar negeri, Locsin menjabat sebagai duta besar Filipina untuk PBB (Foto: Manman Dejeto/AP)

Manila, Jurnas.com - Diplomat Filipina meyakini Nazi Jerman dan pembantaian Yahudi Adolf Hitler sebagai "fakta sejarah", di tengah-tengah ketegangan diplomatik antara Manila dan Berlin.

Sekretaris Urusan Luar Negeri Filipina, Teodoro Locsin Jr, mengatakan, perang mematikan Presiden Rodrigo Duterte terhadap narkoba dengan pembunuhan pemimpin Nazi terhadap jutaan orang Yahudi selama Holocaust adalah sebuah metafora.

"Pembunuhan enam orang Yahudi, 20 orang Rusia dan tidak bersalah seperti Anne Frank di WW2 adalah fakta sejarah," kata Locsin lewat akun Twitternya.

Komentar Locsin menyusul laporan pada Jumat bahwa Kementerian Luar Negeri Jerman telah memanggil duta besar Filipina untuk Berlin, untuk memprotes pernyataan Holocaust Duterter kepada seorang selama kunjungan ke ibukota Jerman pada Senin.

Dalam wawancara dengan jurnalis ARD Arnd Henze, Locsin menjelaskan pernyataan Duterte tahun 2016, yang saat itu membandingkan dirinya dengan Hitler.

Saat itu Duterte mengatakan, akan dengan senang hati membantai jutaan pecandu narkoba di Filipina, seperti yang dilakukan Nazi terhadap jutaan orang Yahudi.

"Aku mengatakan hal yang sama," kata Locsin pada Henze.

"Aku sendiri mengatakan hal yang sama bahkan sebelum dia (Duterte) mengatakannya," sambungnya.

Dalam sebuah pernyataan pada Jumat, Departemen Luar Negeri di Filipina menyebut video wawancara itu sebagai "tidak beruntung" dan "bias".

"Video yang diposting oleh Henze di blognya tidak lengkap dan menyesatkan. Video itu gagal menunjukkan upaya sengaja Henze untuk memprovokasi Sekretaris Locsin agar memberikan komentar kontroversial," katanya.

Kepada Al Jazeera, Henze, jurnalis Jerman, mengatakan bahwa sebagai seorang diplomat, Locsin seharusnya tahu sebelum mengunjungi Jerman seberapa sensitif masalah Holocaust terhadap negara itu.

"Ini benar-benar tidak dapat diterima. Seharusnya ia mengatakan Presiden Duterte meminta maaf tentang masalah ini. Itu bisa mengakhiri wawancara. Sebaliknya, Locsin mencoba untuk membenarkan apa yang dikatakan pemimpin Filipina," kata Henze.

Ia mengatakan bahwa setelah kunjungan Locsin, semua orang sekarang tahu tentang pernyataannya tentang Holocaust.

Pada Jumat, pemerintah Jerman mengatakan akan mengeksplorasi lebih banyak opsi untuk mencoba menekan pemerintah Duterte karena terus mengejar perang narkoba yang mematikan.

KEYWORD :

Pembantaian Narkoba Filipina Pembantaian Yahudi Jerman




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :