Sabtu, 20/04/2024 14:53 WIB

1 dari 5 Negara Alami Kekerasan Beragama

Hasil penelitian LSM Katolik Aid to the Church in Need, sebanyak satu dari lima negara memiliki permasalahan kekerasan beragama

Bom bunuh diri sebagai salah satu kekerasan beragama

Paris – Kekerasan beragama menjadi ancaman baru bagi penduduk dunia. Hasil penelitian LSM Katolik Aid to the Church in Need, sebanyak satu dari lima negara memiliki permasalahan kekerasan beragama, yang salah satu pemicunya yakni ultranasionalisme agresif.

Dilansir dari AFP pada Jumat (23/11), LSM tersebut menemukan insiden kekerasan dan penganiayaan berkedok agama di 21 negara dalam dua tahun terakhir hingga Juni 2018, termasuk di Niger, Myanmar, India, dan China.

Tindakan diskriminatif juga dilaporkan terjadi di 17 negara lain, seperti Aljazair, Turki, dan Rusia. Demikian isi penelitian di 196 negara, yang dilakukan setiap dua tahun sekali tersebut.

“Kami telah mengamati sebuah trivalisasi serangan terhadap kebebasan beragama,” kata kepala LSM asal Prancis Marc Fromager dalam konferensi pers di Paris, Prancis.

Dari 38 negara di mana kebebasan beragama terancam, kata Fromager, dia mengatakan 18 di antaranya menunjukkan tren negatif, khususnya di duna negara terpadat di dunia, yakni China dan India.

“Permusuhan terhadap minoritas telah membawa kita ke titik ultranasionalisme agresif,” ujarnya.

Di China, contohnya, banyak gereja dihancurkan, sementara Muslim Uighur dilarang menunaikan ibadah bulan Ramadan. Sedangkan umar Buddha Tibet terus menghadapi penganiayaan.

Untuk Eropa, Fromager tidak menemukan masalah terkait kekerasan beragama. Dia hanya menggarisbawahi peningkatan serangan teror dengan motif agama.

KEYWORD :

Kekerasan Beragama Praktik Intoleransi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :