Jum'at, 26/04/2024 14:06 WIB

Cara Bangun Kepercayaan Anak Usai Bercerai

Orang tua dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi efek psikologis perceraian pada anak-anak.

Ilustrasi Perpisahan

Jakarta - Setiap biduk perkawinan berharap hingga akhir bisa dipertahankan, begitulah dambaan semua orang. Hari ini (21/11) masyarakat dikejutkan dengan kabar perpisahan yang menimpa pasangan Gading Marten dan Gisella Anastasia.

Kedua sejoli ini kerap menunjukkan kemesraan mereka baik dalam kehidupan sehari-hari maupun media sosial. Hingga dua jam terakhir unggahan Gisella langsung menuai 50 ribu lebih komentar dari para Netizen.

Ketika pernikahan berujung pada perpisahan beberapa orang tua mengajukan pertanyaan seperti, "Haruskah kita tetap bersama untuk anak-anak?" Orang tua lain menemukan perceraian adalah satu-satunya pilihan mereka.

Dan sementara semua orang tua mungkin memiliki banyak kekhawatiran di pikiran mereka — dari masa depan situasi kehidupan mereka sampai ketidakpastian pengaturan hak asuh — mereka mungkin paling khawatir tentang bagaimana anak-anak kelak menghadapi perceraian.

Jadi apa efek psikologis perceraian pada anak-anak? Para peneliti mengatakan hipotesis awal perceraian membuat semua anak stres , namun kenyataannya beberapa anak-anak lebih cepat pulih dari yang lain.

Kabar baiknya adalah, orang tua dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi efek psikologis perceraian pada anak-anak. Beberapa strategi pengasuhan yang mendukung dapat membantu anak-anak menyesuaikan diri dengan perubahan yang disebabkan oleh perceraian.

Tahun pertama setelah perceraian adalah masa-masa yang terberat khususnya bagi anak-anak yang kerap dianggap menjadi `korban` perpisahan. Namun, berhenti di tempat tak akan menyelesaikan, Anda bisa melanjutkan hidup bersama anak-anak.

Berikut strategi mendampingi anak di masa-masa terberatnya saat orang tua bercerai, seperti yang disarikan dari laman Verywell.

1. Bangun kepercayaan anak

Anak-anak cenderung mengalami kesulitan, kemarahan, kecemasan, dan ketidakpercayaan. Tetapi banyak anak-anak tampaknya bangkit kembali. Mereka terbiasa dengan perubahan dalam rutinitas sehari-hari mereka dan mereka merasa nyaman dengan pengaturan hidup mereka.

2. Komitmen pada anak

Perceraian menciptakan gejolak emosi bagi seluruh keluarga, tetapi untuk anak-anak, situasinya bisa sangat menakutkan, membingungkan, dan membuat frustrasi.

Untuk itu Anda sebagai orang tua perlu menyatakan komitmen bersama, bahwa apapun yang terjadi, sekalipun itu berpisah tidak akan menghilangkan cinta, kasih sayang, dan perhatian pada anak.

3. Menjadi partner mengasuh anak

Anak-anak sering berjuang untuk memahami mengapa mereka harus pergi di antara dua rumah. Mereka mungkin khawatir jika orang tua mereka dapat berhenti saling mengasihi satu sama lain, maka orang tua mereka akan berhenti mencintai mereka.

Pastikan bahwa Anda dan pasangan akan tetap menjadi partner yang kompak dan baik meski kondisi tidak seperti sebelumnya atau biasa disebut Co-parenting.

KEYWORD :

Efek Perceraian Gisella Anastasia Psikologis Anak




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :