Minggu, 13/10/2024 01:33 WIB

AS Akhiri Pengisian Bahan Bakar untuk Koalisi Saudi di Yaman

Arab Saudi dan Amerika Serikat setuju untuk mengakhiri pengisian bahan bakar pesawat dari koalisi pimpinan Saudi yang memerangi pemberontak Houthi di Yaman, menghentikan aspek memecah-belah dukungan AS terhadap perang yang telah mendorong Yaman ke jurang kelaparan.

Yaman (Foto: Al jazeera)

Jakarta - -decoration:none;color:red;font-weight:bold">Arab Saudi dan -decoration:none;color:red;font-weight:bold">Amerika Serikat setuju untuk mengakhiri pengisian bahan bakar pesawat dari koalisi pimpinan Saudi yang memerangi pemberontak Houthi di -decoration:none;color:red;font-weight:bold">Yaman, menghentikan aspek memecah-belah dukungan AS terhadap perang yang telah mendorong -decoration:none;color:red;font-weight:bold">Yaman ke jurang kelaparan.

Langkah itu, yang diumumkan oleh koalisi pada hari Sabtu dan dikonfirmasi oleh Washington, datang pada saat Riyadh, yang sudah di bawah pengawasan untuk kematian warga sipil dalam serangan udara -decoration:none;color:red;font-weight:bold">Yaman, sedang menghadapi kehebohan global dan potensi sanksi atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di konsulat Istanbul-nya.

-decoration:none;color:red;font-weight:bold">Amerika Serikat dan Inggris akhir bulan lalu menyerukan gencatan senjata di -decoration:none;color:red;font-weight:bold">Yaman untuk mendukung upaya yang dipimpin PBB untuk mengakhiri perang hampir empat tahun yang telah menewaskan lebih dari 10.000 orang dan memicu krisis kemanusiaan paling mendesak di dunia.

“Baru-baru ini, Kerajaan dan Koalisi meningkatkan kemampuannya untuk secara mandiri melakukan pengisian bahan bakar dalam pesawat di -decoration:none;color:red;font-weight:bold">Yaman. Akibatnya, dalam konsultasi dengan -decoration:none;color:red;font-weight:bold">Amerika Serikat, Koalisi telah meminta penghentian dukungan pengisian bahan bakar udara untuk operasinya di -decoration:none;color:red;font-weight:bold">Yaman, ”kata pihak AS dalam sebuah pernyataan dilansir memo.

-decoration:none;color:red;font-weight:bold">Arab Saudi memiliki armada 23 pesawat untuk operasi pengisian bahan bakar, termasuk enam Airbus 330 MRTT yang digunakan untuk -decoration:none;color:red;font-weight:bold">Yaman, sementara Uni Emirat Arab memiliki enam pesawat Airbus, saluran Al Arabiya al-Hadath milik Saudi melaporkan pada hari Sabtu.

Riyadh juga memiliki sembilan pesawat Hercules KC-130 yang bisa digunakan, tambahnya.

Menteri Pertahanan AS Jim Mattis mengatakan pemerintah AS telah berkonsultasi mengenai keputusan itu dan bahwa Washington mendukung langkah itu sambil terus bekerja dengan aliansi tersebut untuk meminimalkan korban sipil dan memperluas upaya-upaya kemanusiaan.

Setiap keputusan terkoordinasi oleh Washington dan Riyadh bisa menjadi upaya untuk mencegah tindakan yang terancam di Kongres pekan depan oleh anggota parlemen atas operasi pengisian bahan bakar.

Namun, penghentian pengisian bahan bakar dapat memiliki sedikit efek praktis pada konflik, dilihat sebagai perang proksi antara -decoration:none;color:red;font-weight:bold">Arab Saudi dan Iran. Hanya seperlima dari pesawat koalisi yang membutuhkan pengisian bahan bakar di udara dari -decoration:none;color:red;font-weight:bold">Amerika Serikat, kata para pejabat AS.

KEYWORD :

Arab Saudi Amerika Serikat Yaman -




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :