Ilustrasi bom meledak (Foto: Sonora)
Washington - Terduga pengirim paket yang memiliki bahan peledak ke anggota Partai Domokrat dan para kritikus Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dibekuk di India.
Cesar Sayoc, 56 tahun, ditahan oleh otoritas 48 kilometer di sebelah utara Miami, Florida, dan menghadapi lima tuduhan kriminal federal, termasuk memindahkan bahan peledak dan mengancam mantan presiden AS.
Ia berpotensi dipenjara selam 58 tahun, menurut Jaksa Agung Jeff Sessions yang menegaskan bahwa tersangka dianggap tak bersalah hingga terbukti bersalah.
"Agar ini menjadi pelajaran bagi siapapun, tak peduli apa pilihan politik mereka, kami akan membawa ke hadapan hukum siapa saja yang menggunakan ancaman dan intimidasi, untuk mencapai agenda kekerasan," kata Sessions dalam konferensi pers.
FBI berkata mengkaitkan Sayoc dari temuan bukti DNA dari sidik jari yang ditemukan dari kemasan paket untuk anggota kongres Maxine Waters.
Jurgen Klopp Tolak Tawaran Latih Timnas AS
Direktur FBI Chris Wray mengkonfirmasi setidaknya 13 bahan peledak dikirimkan sejumlah individu di seluruh AS.
"Kami masih menganalisis seluruh peledak di laboratorium, ini bukan peledak palsu," ujar Wray.
Senator Kamala Harris dan pedonor untuk Partai Demokrat Tom Steyer adalah dua figur politisi terakhir yang menerima paket berisi bahan peledak, menurut sejumlah laporan.
Dua paket ini adalah bagian dari empat paket yang ditemukan pada Jumat, sementara dua paket lain dialamatkan kepada Direktur Badan Intelijen Nasional AS James Clapper dan Senator New Jersey Cory Booker.
Paket-paket serupa dikirimkan kepada filantropis George Soros, mantan Presiden Barack Obama, mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, mantan Jaksa Agung Eric Holder, mantan direktur CIA John Brennan, mantan Wakil Presiden Joe Biden dan aktor Robert de Niro, semuanya memiliki alamat pengirim sama yakni dari kantor anggota kongres Florida Debbie Wasserman Schultz. (aa)
KEYWORD :Amerika Serikat Paket Bom Barack Obama