Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional Mat Syukur saat membuka “Seminar dan Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan dan Pemanfaatan Varietas Lokal Indonesia” di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Rabu (24/10).
Jakarta - Indonesia merupakan negara dengan kekayaan sumber daya hayati yang berlimpah atau megabiodiversity. Kekayaan sumber daya genetik (SDG) ini seyogyanya diikuti dengan sistem pendaftaran, pelestarian, pemanfaatan, perlindungan biofisik (konservasi) dan perlindungan hukum SDG yang kuat.
Begitu kata Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional Mat Syukur saat membuka "Seminar dan Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan dan Pemanfaatan Varietas Lokal Indonesia" di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Rabu (24/10).
"SDG yang kita miliki bisa menjadi potensi ekonomi baru yang dapat memberikan manfaat sebagai pendapatan masyarakat dengan nilai yang tidak sedikit bila dikelola dengan baik antara pemerintah, lembaga penelitian, dan masyarakat," terang Syukur.
Syukur menjelaskan, pemerintah ke depan akan mengembangkan pemanfaatan varietas lokal untuk menyuskseskan lumbung pangan dunia yang dicanangkan pada tahun 2045.
"Kami sangat yakin akan terwujudnya Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia pada tahun 2045 nanti, bila semua potensi yang kita miliki dapat kita berdayakan secara optimum," kata Syukur.
Lebih lanjut, Ia menuturkan bahwa dalam pengembangan varietas lokal ini, pemerintah akan belajar banyak kepada Belanda. Belanda merupakan negara eskportir terbesar kedua di dunia di bidang pertanian.
Untuk tahun 2017 saja total nilai ekspor negara ini mencapai USD113,5 atau 92 miliar Euro, dengan andalan ekspor antara lain bunga, umbi, daging dan susu.
"Meskipun tidak sekaya Indonesia, Belanda bisa memperkaya koleksi dari setiap sumberdaya hayati yang dimiliki dengan melakukan pertukaran ataupun dengan berbagai cara," terang Syukur.
"Berkaca terhadap keberhasilan Belanda, kami menyambut dengan baik inisiasi yang telah dilakukan dengan melaksanakan pendaftaran varietas lokal, sebagai cikal bakal untuk penyusunan database lengkap dari sumberdaya hayati kita," sambungnya.
Sudah banyak daerah di Indonesia yang menjadikan varietas lokal sebagai indikasi geografis, serta menjadi ikon daya tarik dalam pengembangan pariwisata dan kegiatan ekonomi daerah.
"Di antaranya Kopi Gayo, Beras Cianjur, Beras Solok. Varietas-varietas lokal tersebut sudah menjadi sumber pengembangan ekonomi," ungkap Syukur.
KEYWORD :Mat Syukur Kementan varietas lokal