![Islamic State Iraq and Syria (ISIS) menangkap menyandra 700 orang di bagian Suriah yang dikuasai oleh pasukan dukungan Amerika Serika (AS) dan telah mengeksekusi beberapa dari mereka.](https://www.jurnas.com/images/posts/1/2017/2017-12-27/86e043ba900752f64e5dc080505965eb_1.jpg)
Islamic State Iraq and Syria (ISIS) menggelar parade di Raqqa pada bulan Juni 2014 (Photo credit: Reuters)
Ankara - Presiden Rusia, Vladimir Putin mengungkapkan, Islamic State Iraq and Syria (ISIS) menyandra hampir 700 orang di bagian Suriah yang dikuasai oleh pasukan dukungan Amerika Serika (AS) dan telah mengeksekusi beberapa dari mereka.
Di kota wisata Laut Hitam Sochi, Putin mengatakan para sandera termasuk beberapa warga negara AS dan Eropa, menambahkan, ISIS memperluas kontrolnya di wilayah di tepi kiri Sungai Euphrates yang dikendalikan oleh pasukan AS dan yang didukung AS.
Putin tidak menjelaskan apa tuntutan para militan tersebut.
"Mereka telah mengeluarkan ultimatum, tuntutan khusus dan memperingatkan, jika ultimatum ini tidak dipenuhi mereka akan mengeksekusi 10 orang setiap hari. Sehari sebelumnya mereka mengeksekusi 10 orang, " kata Putin kepada forum diskusi Valdai di Sochi.
Jika Terpilih, Trump Berencana Hentikan Bantuan Militer AS kecuali Kyiv Mau Damai dengan Moskow
Kantor berita TASS melaporkan pada Rabu militan ISIS telah membawa sekitar 700 sandera di provinsi Deir-al Zor Suriah setelah menyerang sebuah kamp pengungsi di daerah yang dikuasai oleh pasukan yang didukung AS pada 13 Oktober.
Masih portal berita yang sama melaporkan, para militan telah menculik sekitar 130 keluarga dan membawa mereka ke kota Hajin.
Parlemen Sebut Rusia Bisa Ubah Waktu Pengambilan Keputusan soal Penggunaan Senjata Nuklir
Meski demikian, militer AS meragukan klaim Putin.
“Meskipun kami telah mengkonfirmasi bahwa ada serangan terhadap kamp IDP (pengungsi internal) dekat (Deir-al Zor) minggu lalu, kami tidak memiliki informasi yang mendukung sejumlah besar sandera yang diduga oleh Presiden Putin dan kami skeptis terhadap keakuratannya,” kata Komandan Sean Robertson, juru bicara Pentagon, dalam sebuah pernyataan.
"Kami juga tidak mengetahui ada warga AS yang berada di kamp itu," kata Robertson menambahkan. (MEMO)
Rusia Suriah ISIS