Senin, 29/04/2024 16:28 WIB

Harga Minyak Melejit di tengah Penurunan Ekspor Iran

Minyak mentah Benchmark Brest naik 55 sen menjadi US$84,46 per barel, setelah jatuh di level terendah US$82,66 pada Senin

Ilustrasi Kilang Minyak

London – Harga minyak naik pada Selasa (9/10) siang di tengah menurunya ekspor minyak mentah dari Iran, yang merupakan produsen terbesar ketiga OPEC. Sementara sanksi Amerika Serikat (AS) untuk Iran akan berlaku awal November.

Ditunjukkan dalam data terakhir, minyak mentah Benchmark Brest naik 55 sen menjadi US$84,46 per barel, setelah jatuh di level terendah US$82,66 pada Senin. Brent mencapai rekor tertinggi selama empat tahun terakhir di angka US$86,74 pada minggu lalu.

Disebutkan pula, minyak mentah ringan AS juga mengalami kenaikan sebesar 45 sen menjadi US$74,74 per barel.

Eskpor minyak mentah Iran jatuh ke angka terendah pada minggu pertama Oktober. Menurut data tanker dan sumber industri, hal ini dikarenakan pembeli mencari minyak alternatif jelang sanksi AS yang akan berlaku per 4 November.

Adapun Iran diketahui mengekspor 1,1 juta barel per hari (bpd) minyak mentah dalam tujuh hari terakhir berturut-turut. Artinya telah terjadi penurunan setidaknya 2,5 juta bpd pada April, sebelum Presiden AS Donald Trump mengumumkan penarikan diri dari Pakta Nuklir 2015.

“Angka itu juga menandai penurunan sebesar 1,6 juta bpd pada September,” tulis Reuters pada Selasa (9/10).

Di saat Iran menurunkan ekspornya, Arab Saudi justru terus memompa ekspor minyak. Menurut keterangan OPEC, Saudi akan meningkatkan produksi minyak mentahnya menjadi 10,7 juta bpd bulan depan.

“Jumlah barel Iran menurun dengan cepat, dan Saudi berjanji menyeimbangkan itu dalam tempo satu bulan,” demikian kata analis JP Morgan.

KEYWORD :

Minyak Iran Arab Saudi OPEC




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :