Wartawan terkemuka dari Arab Saudi, Jamal Khashoggi (Foto: Osman Orsal/Reuters)
Istanbul - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan masih berharap nasib wartawan kondang Arab Saudi Jamal Khashoggi yang hilang, ditengah laporan bahwa kritikus itu sudah dibunuh konsulat Saudi di Istanbul.
Erdogan mengatakan kepada wartawan pada Minggu (7/10), pihak berwenang sudah menggali informasi, mulai dari semua rekaman video pengawasan dari pintu masuk misi hingga memantau semua penerbangan masuk dan keluar sejak pewarta itu menghilang pada Selasa lalu (2/10).
"Saya mengikuti (masalah) ini dan kami akan memberitahu dunia apa pun hasil (dari penyelidikan resmi)," kata Erdogan.
"Insya Allah, kita tidak akan dihadapkan pada situasi yang tidak kita inginkan. Saya masih punya harapan. Meski demikian, insiden itu sangat dan sangat menjengkelkan bagi karena kejadiannya negara kita," sambungnya.
Menurut sumber-sumber Turki kepada Reuters pada Sabtu (6/10), percaya Khashoggi tewas di konsulat. Sumber itu mengambarkan insiden itu sebagai pembunuhan terencana.
Sumber yang tidak disebutkan namanya di konsulat, mengutip Agen Saudi Saudi resmi menyangkal klaim itu. Ia mengatakan tuduhan itu sama sekali tak berdasar.
Seorang kritikus terkemuka program reformasi pemerintah Saudi di bawah kepemimpinan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS), Khashoggi tinggal di pengasingan di AS selama lebih dari setahun.
Hilangnya, Khashoggi kemungkinan akan memperdalam perpecahan hubungan antara Turki dan Arab Saudi. Hubungan dua negara itu sudah pecah, setelah Turki mengirim pasukan ke Qatar, menyusul Negeri Petro Dolar itu melakukan embargo terhadap Doha. (Al Jazeera)
KEYWORD :Arab Saudi Turki Jamal Khashoggi