Presiden Amerika Serikat Donald Trump (Foto: AP)
Berlin - Menteri Ekonomi Jerman Peter Altmaier mengecam Presiden Amerika Serikat Donald Trump, menyusul upayanya mengintervensi perdagangan global dan mendikte transaksi Eropa dengan Iran melalui sanksi baru.
Dalam sebuah wawancara dengan Bild am Sonntag pada Minggu (12/8) kemarin, Altmaier memperingatkan konsekuensi perang perdagangan AS-China, dan menyatakan keprihatinan tentang keputusan Trump menaikkan tarif logam Turki dalam sebuah pertikaian diplomatik yang meningkat.
"Perang dagang ini memperlambat dan menghancurkan pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan ketidakpastian baru," kata Altmaier.
"Masa lalu telah menunjukkan bahwa konsumen paling menderita dalam perang dagang, karena barang menjadi lebih mahal," imbuhnya.
Trump meningkatkan impor China senilai US$34 miliar dan pungutan tambahan sebesar US$16 miliar barang-barang China pada akhir bulan ini. Kebijakan itu berujung pada pembalasan Beijing untuk menerapkan hal serupa.
Trump juga mengumumkan kenaikan ganda tarif pada baja dan aluminium dari Turki, mendorong lira ke posisi terendah bersejarah terhadap dolar.
"Pada akhirnya kita membutuhkan perdagangan global dengan tarif lebih rendah, proteksionisme kurang dan pasar terbuka."
Beralih ke reimposisi sanksi AS terhadap Iran setelah Trump secara sepihak meninggalkan pakta nuklir tahun 2015, Altmaier menekankan pentingnya menjaga kesepakatan bisnis Eropa di Iran tetap hidup.
Sejumlah perusahaan termasuk produsen mobil Jerman Daimler telah mengumumkan bahwa mereka menarik diri dari Iran karena sanksi, yang melarang transaksi yang melibatkan dolar AS.
"Kami tidak akan membiarkan Washington mendikte hubungan dagang kami dengan negara lain dan itulah mengapa kami berdiri dengan perjanjian nuklir Wina untuk mencegah Iran memproduksi senjata atom," tegas Altmaier.
"Baik secara nasional maupun di Eropa, kami mencari cara untuk menjaga saluran keuangan tetap terbuka," tambahnya.
KEYWORD :Amerika Serikat Jerman Perang Dagang