Supianto | Kamis, 02/08/2018 14:40 WIB
Ketua MPR Zulkifli Hasan menghadiri Muktamar XVIII Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Malang, Kamis (2/8)
Malang - "Setiap pemuda ada zamannya, dan setiap zaman memiliki pemudanya. Zaman boleh berganti tetapi pemuda tidak pernah berhenti berkarya." Demikian disampaikan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Zulkifli Hasan di hadapan peserta Muktamar XVIII Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Malang, Kamis (2/8)
KH. Agus Salim misalnya, kata
Zulkifli Hasan adalah sosok terpelajar yang menguasai 10 bahasa internasional. Dengan kemampuannya, ia berjuang melalui jalur diplomasi, sehingga keberadaan bangsa Indonesia diakui dunia.
"Prinsip hidupnya dikenal banyak orang," kata pria yang disapa Zulhasan itu.
Ia menjelaskan bahwa memimpin adalah jalan menderita. Bung Karno adalah seorang pelajar progresif. Saat jadi mahasiswa, ia dekat dengan rakyat, mau mendengar dan memperjuangkan nadi kehidupan masyarakat.
"Bung Hatta, ia memang sekolah di luar negeri, tapi tak lupa dengan rakyatnya. Bersama mahasiswa Indonesia di Eropa (diaspora), ia berjuang menyuarakan kepentingan bangsa, sehingga diakui oleh dunia," kata
Zulkifli Hasan menambahkan.
Saat ini, kata Zulkifli bangsa Indonesia menanti bakti para pemuda dan mahasiswa untuk turun ke masyarakat, guna menolak politik uang. Karena memilih seorang pemimpin karena uangnya yang banyak bisa sangat berbahaya. Hanya menimbulkan kekecewaan dibelakang hari.
Karena itu, di tahun politik ini, mahasiswa harus menyadarkan masyarakat, bagaimana memilih yang benar. Memilih dengan hati, bukan semata-mata karena sembako, dan amplop. Tapi juga harus diketahui rekam jejaknya, teman-temannya dan juga kepeduliannya terhadap masyarakat.
"Ditahun politik ini, mari ajarkan persatuan dan kesatuan, jangan adu domba. Memilih dengan hati, jangan jangan karena sarung sembako. Mari memilih untuk perbaikan dan perubahan," kata
Zulkifli Hasan lagi.
KEYWORD :
Warta MPR Zulkifli Hasan IMM