Kamis, 25/04/2024 11:50 WIB

Efek Perubahan Iklim di Bumi Makin Ganas

Konsentrasi karbon dioksida global di permukaan Bumi naik menjadi 405 bagian per juta,

Kutub Utara (foto: Washington Post)

New York – Fenomena gas rumah kaca yang menyebabkan Bumi memanas mencapai level tertinggi sepanjang 2017. Laporan tahunan Amerika Serikat yang dihimpun dari 450 ilmuwan dan lebih dari 60 negara mencatat, kondisi iklim yang memburuk telah memicu es di Arktik (kutub utara) mencair.

Dilansir dari AFP, AS menjadi negara tertinggi kedua yang menyumbang pencemaran udara setelah China. Sementara pada tahun yang sama, Presiden AS Donald Trump memutuskan keluar dari Pakta Iklim Paris.

Laporan setebal 300 halaman yang dikeluarkan oleh American Meteorological Society dan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menyebutkan kata "abnormal" belasan kali, mengacu pada badai, kekeringan, suhu yang sangat panas dan rekor lapisan es yang rendah di Arktik.

Berikut ini adalah temuan utamanya:

  1. Lonjakan gas rumah kaca

Tahun lalu, tiga gas rumah kaca paling berbahaya dilepaskan ke atmosfer Bumi, yakni karbon dioksida, metana dan nitro oksida. Jumlahnya mencapai rekor tertinggi.

Konsentrasi karbon dioksida global di permukaan Bumi naik menjadi 405 bagian per juta, "yang tertinggi dalam catatan pengukuran atmosfer modern dan dalam catatan inti es sejak 800.000 tahun," kata laporan itu.

"Tingkat pertumbuhan global CO2 hampir empat kali lipat sejak awal 1960-an," lanjutnya.

  1. Rekor suhu panas

2016 memang menyandang predikat rekor tahun terpanas di zaman modern. Akan tetapi 2017 tidak kalah jauh. Hal ini dibuktikan dengan kondisi yang jauh lebih hangat dari rata-rata di sebagian besar dunia, katanya.

Rekor suhu tinggi tahunan terjadi di Argentina, Bulgaria, Spanyol dan Uruguay. Sementara Meksiko memecahkan rekor panas tahunannya untuk tahun keempat berturut-turut.

Dalam laporan tersebut, suhu 110,1 derajat Fahrenheit (43,4 Celcius) pada 27 Januari di Puerto Madryn, Argentina menjadi suhu tertinggi yang pernah tercatat sejauh ini di mana pun di dunia.

Rekor itu kembali dipecahkan empat bulan kemudian, ketika Turbat, Pakistan barat, memiliki suhu sebesar 128,3 derajat Fahrenheit.

  1. Anomali Arktik

Panas yang belum pernah terjadi sebelumnya menyelimuti Arktik, di mana suhu permukaan tanah 2,9 derajat Fahrenheit (1,6 derajat Celcius) di atas rata-rata 1981-2010. Sementara gletser di seluruh dunia menyusut untuk tahun ke-38 berturut-turut.

"Hari ini suhu udara dan laut Arktik yang hangat tidak pernah diamati dalam 2.000 tahun terakhir," katanya.

"Secara kumulatif sejak tahun 1980, kehilangan ini setara dengan memotong 22 meter dari puncak gletser rata-rata," kata laporan itu.

Meski kutub utara makin hangat, ketinggian es laut di Antartika tetap di bawah rata-rata sepanjang tahun, dengan rekor terendah yang diamati selama empat bulan pertama.

  1. Peningkatan permukaan laut

Permukaan laut global mencapai rekor tertinggi pada 2017 untuk tahun keenam secara berturut-turut. Permukaan laut rata-rata dunia saat ini tiga inci (7,7 cm) lebih tinggi daripada 1993 silam.

"Jika kita membekukan gas rumah kaca pada tingkat mereka saat ini, lautan akan terus menghangat dan meningkat selama berabad-abad hingga ribuan tahun," terang Gregory Johnson dari Laboratorium Lingkungan Laut Pasifik NOAA kepada wartawan.

  1. Hujan ekstrim

Curah hujan pada 2017 di atas rata-rata jangka panjang. Suhu laut yang lebih hangat telah menyebabkan peningkatan kelembaban di udara, khususnya dalam tiga tahun terakhir, sehingga hujan turun lebih banyak.

Beberapa bagian dunia masih menderita kekeringan jangka panjang, menunjukkan bahwa curah hujan ekstrim tidak merata di seluruh dunia.

KEYWORD :

Perubahan Iklim Bumi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :