Kamis, 25/04/2024 20:39 WIB

Fenomena Partai "Beli" Caleg, Apa Penyebabnya?

Dalam rangka menghadapi Pemilu 2019, sejumlah partai politik (Parpol)

Politikus PDIP, Eva Kusuma Sundari (kanan) dan Politikus Golkar Zainudin Amali (kiri)

Jakarta - Dalam rangka menghadapi Pemilu 2019, sejumlah partai politik (Parpol) "membeli" alias menarik calon anggota legislatif (Caleg) dari partai lain yang sudah duduk di DPR. Apa penyebabnya?

Anggota DPR dari Fraksi PDIP, Eva Kusuma Sundari mengatakan, perpindahan kader partai itu menganalogikan dengan teori migrasi. Dimana, teori migrasi itu orang berpindah karena push faktor dan pull faktor.

"Kalau push faktor itu ada dorongan dari partai lamanya, sudah disinggung beberapa hal yang paling signifikan itu adalah konflik. Konflik itu sebagai pemicu utama saya pikir. PDIP pernah mengalami ini dan tapi ternyata kemudian agak mereda," kata Eva, dalam sebuah diskusi bertajuk "Bacaleg Lompat Partai, DPR Banjir PAW, Ganggu Kinerja?", di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (19/7).

Kemudian, kata Eva, push faktor yang banyak itu sebetulnya parlementary threshold atau ambang batas parlemen. Hal itu sebagai bentuk kekhawatiran sejumlah partai tidak lolos untuk melenggang ke parlemen.

"Ini ada realitas yang diterima, dari teman yang berada di Komisi XI, daripada kehilangan kesempatan di Senayan," terangnya.

Disamping itu, lanjut Eva, ketersediaan alat pelengkap kampanye (APK) dari partai. Menurutnya, ketertarikan sejumlah politisi pindah partai karena APK.

"Tadi dikatakan ada bendera kaos yang disediakan tapi ada juga duit yang bisa menjadi alasan dan itu tampaknya pull faktor. Jadi ketertarikan orang ke sana ya APK. Tampaknya ini yang perlu didalami karena kok semua larinya ke Nasdem gitu loh," katanya.

"Apa yang menarik di sana karena kalau ngomong parlementary threshold sebetulnya Nasdem rendah juga kan, harusnya pindahnya ke PDIP semua atau ke Golkar gitu. Tapi ini enggak, tampaknya ini yang bisa untuk sedikit berteori lah supaya enggak ngomongin orang," tegasnya.

Diketahui, sejumlah politisi pindah ke Partai NasDem untuk maju sebagai Caleg dari Partai NasDem. Belakangan politisi yang pindah ke NasDem mendapat kucuran uang hingga miliaran.

Politikus PAN Lucky Hakim misalnya, pindah ke Partai NasDem disinyalir mendapat uang sebesar Rp 5 miliar. Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengaku, pemberian uang sebesar Rp 5 miliar kepada Lucky Hakim oleh Partai NasDem sudah terang benderang.

Menurutnya, pemberian uang itu berdasarkan pengakuan langsung Lucky melalui pesan singkat.  Dari Rp 5 miliar, baru Rp 2 miliar yang ditransfer ke Lucky.

"Saya kira sudah terang ya. Kalau Lucky transfer dari lima miliar (rupiah), tapi baru terima dua miliar (rupiah). Dia SMS ke saya," kata Zulkifli, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (19/7).

KEYWORD :

Pemilu 2019 Parlementari Threshold NasDem PDIP




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :