Senin, 07/10/2024 23:55 WIB

PKS Tak Paham Bernegara, Fahri Melawan

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menghadapi problem pemikiran secara organisatoris sejak lama. Tetapi, oleh Anis Matta, posisi partai itu dirubah sebagai cikal bakal sebuah gerakan Islam.

Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah saat menyampaikan orasi dihadapan ribuan buruh pada May Day, di depan Gedung DPR

Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menghadapi problem pemikiran secara organisatoris sejak lama. Tetapi, oleh Anis Matta, posisi partai itu dirubah sebagai cikal bakal sebuah gerakan Islam. Sementara politik negara itu sudah selesai dan tuntas diletakan dan dibahas.

Demikian kisah politikus senior PKS Fahri Hamzah, menceritakan pergeseran problem pemikiran PKS saat itu, melalui pesan singkatnya, Jakarta, Selasa (17/7).

Fahri menyayangkan, pimpinan PKS sekarang justru kembali merusak tatanan kepartaian yang ada. Menurutnya, elite PKS menganggap mereka berbeda dengan partai lainnya, bahwa PKS merupakan organisasi kejamaahan yang eksklusif.

"Pimpinan baru yang ada sekarang, itu gelagapan lagi, sehingga mereka menganggap bahwa PKS itu berbeda dengan partai-partai lain dan ini adalah organisasi kejemaahan yang eksklusif, sehingga ketaatan dalam berpartai dianggap di atas segala-galanya. Bahkan, dapat mengalahkan konstitusi dan UU," kata Fahri.

Kata Fahri, PKS saat ini tidak paham dengan aturan bernegara. Sehingga, pimpinan PKS menganggap bahwa aturan kepartaian itu di atas segala-galanya dengan mengesampingkan konstitusi yang ada.

"Itulah yang menyebabkan dalam kasus saya, mereka terpukul sekali, karena waktu saya disuruh mundur, saya mengajak diskusi tentang posisi permintaan mundur pejabat publik dalam organisasi negara," katanya.

"Karena bukankah pada diri saya itu bukan hanya melekat posisi sebagai kader, tapi kan juga utusan atau wakil dari masyarakat yang dipilih oleh koalisi dan sebagainya," lanjut Fahri.

Namun, Fahri menyayangkan, pimpinan PKS saat ini tidak memahami aturan dan konstitusi yang berlaku di tanah air. Dimana, Presiden PKS Sohibul Iman Cs menganggap seluruh kader harus tunduk dan taat kepada aturan partai dengan mengesampingkan UU.

"Mereka nggak mau terima itu, menurut mereka karena ini perintah mundur dari partai, jadi harus tetap mundur. Kalau soal alasan disuruh cari sendiri. Nah, inilah yang kacau menurut saya dan ini tidak boleh dibiarkan. Kenapa? Karena ini salah paham dalam bernegara yang bisa merusak tatanan," tegasnya.

Nah, kata Fahri, sekarang itu mereka buktikan bahwa semua asumsi yang dikatakan dengan menyuruh semua caleg menandatangani surat pengunduran diri dari awal. Sehingga, nanti kalau ada masalah DPP tinggal menaruh tanggal dan otomatis orang itu mundur.

"Sehingga bisa dilayangkan ke KPU dan kemudian orang itu bisa dicopot dari posisinya. Bukankah ini penghianatan kepada konstituen karena waktu orang itu milih kan dia punya harapan bahwa orang yang dipilihnya akan bekerja secara maksimal. Tapi ini malah dikudeta oleh partainya," katanya.

"Saya kira ini soal-soal yang rumit mereka bayangkan sehingga mereka berpikir sederhana pokoknya mereka loyal kepada partai. Sementara dalam demokrasi itu ada adigium yang berkembang adalah when loyality to my country begin loyality to my party," tegasnya.

KEYWORD :

Presiden PKS Sohibul Iman Fahri Hamzah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :