
Fenomena aphelion adalah fenomena astronomis yang terjadi setahun sekali pada kisaran bulan Juli (Foto: Pixabay)
Jakarta - Banyak tersiar kabar di tengah masyarakat hari ini (6/7) bahwa suhu udara di wilayah Indonesia akan mengalami penurunan drastis akibat fenomena aphelion,
Informasi tersebut tersebar dengan sangat cepat dan cukup meresahkan masyarakat. Sebenarnya fenomena aphelion ini adalah fenomena astronomis yang terjadi setahun sekali pada kisaran bulan Juli. Sementara itu, pada waktu yang sama, secara umum wilayah Indonesia berada pada periode musim kemarau. Hal ini menyebabkan seolah aphelion memiliki dampak yang ekstrem terhadap penurunan suhu di Indonesia.Padahal pada faktanya, menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono R. Prabowo, penurunan suhu di bulan Juli belakangan ini lebih dominan disebabkan karena dalam beberapa hari terakhir di wilayah Indonesia, khususnya Jawa, Bali, NTB, dan NTT kandungan uap di atmosfer cukup sedikit.Baca juga :
Gempa Dua Kali Guncang Kabupaten Bandung
Sehingga, rendahnya kandungan uap di atmosfer ini menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi ke luar angkasa pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer dan energi yang digunakan untuk meningkatkan suhu atmosfer di atmosfer lapisan dekat permukaan bumi tidak signifikan. Hal inilah yang menyebabkan suhu udara di Indonesia saat malam hari di musim kemarau relatif lebih rendah dibanding saat musim hujan atau peralihan.Kondisi ini bertolak belakang dengan kondisi saat musim hujan atau peralihan dimana kandungan uap air di atmosfer cukup banyak, sehingga atmosfer menjadi semacam "reservoir panas" saat malam hari.Gempa Dua Kali Guncang Kabupaten Bandung
Baca juga :
Gempa Garut terasa hingga Jakarta, Sabtu Malam
Gempa Garut terasa hingga Jakarta, Sabtu Malam
Aphelion BMKG Suhu Udara