
Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Nurhayati Ali Assegaf
Jakarta - Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Nurhayati Ali Assegaf menyatakan bahwa perang melawan narkoba lebih berbahaya dibandingkan dengan perang melawan terorisme. Hal itu ditegaskannya saat pertemuan pertama AIPA Advisory Council on Dangerous Drugs (AIPACODD) yang berlangsung pada 18-21 Juni 2018 di Singapura.
“Kejahatan narkoba lebih berbahaya dari kejahatan teroris. Hal ini disebabkan karena korban jiwa yang semakin meningkat setiap harinya dan juga dapat merusak generasi muda dan kehancuran negara serta bangsa,” tandas Nurhayati.Didampingi dua anggota delegasi DPR RI lainnya, yaitu Fadel Muhammad (F-PG) dan Achmad Farial (F-PPP), Nurhayati selaku Ketua Delegasi DPR RI menyerukan perang besar terhadap narkoba dan menuntut seluruh elemen yang ada di ASEAN untuk bergerak melawan kejahatan terorganisir yang bersifat lintas negara tersebut.Dihadapan seluruh anggota delegasi yang hadir, Nurhayati menyampaikan tentang laporan kinerja (country report) Badan Narkotika Nasional (BNN) yang menyebutkan bahwa aparat penegak hukum Indonesia telah berhasil mengungkap kejahatan narkoba disertai barang bukti seperti Shabu (methamphetamine) 4,71 ton, Ganja (cannabis) 151,22 ton dan Ekstasi 2,940.748 butir dan 627,84 kilogram.Baca juga.. :
“BNN juga melakukan pendekatan demand reduction melalui langkah-langkah yang ditempuh, sebagai upaya untuk membentuk masyarakat yang mempunyai ketahanan dan kekebalan terhadap narkoba. Program dan kegiatan yang telah dilakukan dalam menekan angka prevalensi penyalahgunaan narkoba dengan menyasar kaum muda (anak-anak, remaja, pelajar dan mahasiswa) yang merupkan target pasar jaringan sindikat narkoba,” papar Nurhayati.Terkait harapan ASEAN dibidang drug trafficking serta rehabilitation and prevention, Nurhayati berharap adanya komitmen, semangat, dan tekad yang kuat dalam mengatasi permasalahan yang tanpa batas itu. Memerangi narkoba sampai tuntas menjadi prioritas bersama.