Telegram (Foto:Reuters)
Moskow - Pengadilan Moskow menyetujui permintaan regulator media Rusia untuk memblokir aplikasi perpesanan Telegram. Alasannya, hingga tempo waktu yang telah ditetapkan, Telegram belum bersedia menyerahkan kunci enkripsi yang diminta oleh pemerintah Rusia.
Dilansir dari BBC, badan keamanan utama Rusia, FSB menyebut Telegram merupakan aplikasi yang paling banyak digunakan oleh teroris internasional di Rusia.
Seperti pengalaman tahun lalu, pelaku bom bunuh diri yang menewaskan 15 orang di stasiun kereta bawah tanah St Petersburg dilaporkan menggunakan Telegram untuk berkomunikasi dengan komplotannya.
Sementara pengacara Telegram Pavel Chikov menegaskan bahwa keputusan pengadilan Rusia memblokir Telegram merupakan hal yang tidak berdasar.
"Persyaratan FSB supaya Telegram menyediakan akses ke percakapan pribadi adalah inkonstitusional, tanpa dasar, yang tidak dapat dipenuhi secara teknis dan hukum," jelas Chikov.
Telegram merupakan aplikasi yang paling banyak digunakan di Rusia dan sejumlah negara di Timur Tengah dan di seluruh dunia. Hingga saat ini, Telegram memiliki 200 juta pengguna aktif.
Telegram Terorisme Rusia