
Rokok elektrik (foto: Ifl Science)
Jakarta - Ilmuwan asal Universitas John Hopkins baru saja berhasil menemukan bukti bahwa rokok elektrik (e-cigarette) alias vape mengandung kadar logam beracun yang tidak aman bagi tubuh.
Beberapa racun yang dimaksud ialah timah, arsenik, kromium, mangan, dan nikel dalam sebuah perangkat rokok elektrik yang dimodifikasi.
Jika terus-menerus digunakan, maka hal ini dapat berpengaruh pada kesehatan paru-paru, hati, kekebalan tubuh, kardiovaskular, kerusakan otak, hingga kanker.
"Tampaknya ada logam beracun yang bocor, lalu masuk ke aerosol dan dihirup oleh para vapers (sebutan pemakain vape, REd)," demikian keterangan salah satu peneliti, Ana Maria Rule, PhD.
Dilansir dari Ifl Science, dalam penelitian yang dipublikasikan Environmental Health Perspectives, para peneliti mengumpulkan 56 perangkat vape yang dapat dimodifikasi dari toko. Mereka lalu menguji keberadaan 15 logam dalam cairan vape, tempat isi ulang, dan perangkat vape.
Raih Hidup Sehat Sampai Usia Lanjut
Hasilnya, ada sejumlah kadar logam beracun di cairan vape, dan cairan vape yang sudah dipanaskan hingga berbentuk uap.
Meski menghirup vape dikaitkan dengan risiko kesehatan, para peneliti sedang meneliti dampak pasti penggunaan vape dalam memengaruhi kesehatan seseorang.
DPR Dukung Penuh Target Indonesia Bebas TBC 2029
Kesehatan Vape Rokok Elektrik