Selasa, 30/04/2024 00:56 WIB

3 Alasan Teori Bumi Datar Masih Laku di Pasaran

Teori Bumi Datar (Flat Earth) bukan hal baru di tengah-tengah masyarakat.

Iustrasi Bumi datar (foto: Twitter)

Jakarta - Teori Bumi Datar (Flat Earth) bukan hal baru di tengah-tengah masyarakat. Setidaknya pada pertengahan 1800-an, ada seorang penulis Inggris bernama Samuel Rowbotham tampil dengan interpretasi kreatif kosmologinya. Gayung bersambut, pada 1950 kelompok Bumi Datar berkumpul menamakan diri International Flat Earth Society.

Teori Bumi Datar sempat meredup, namun kembali hidup saat ini, di era internet. Menurut para psikolog, ada tiga alasan mengapa teori ini masih punya peminat. Apa saja?

1. Pencarian pengetahuan dan kepastian

Orang yang tidak punya pengetahuan yang pasti biasanya tertarik pada sesuatu yang berbau konspirasi. Psikolog Sosial asal University of Kent, Inggris, Karen Douglas mengatakan, ketika seseorang diinduksi atau merasa tidak punya kepercayaan diri terhadap sesuatu, mereka terbuka terhadap kepercayaan konspirasi.

Meskipun tampak tak lebih dari fatamorgana, teori konspirasi menawarkan janji kontrol dalam bentuk pengetahuan dan wawasan yang tidak dimiliki orang lain. Akhirnya, teori konspirasi dapat memberikan rasa percaya diri.

2. Tertulis di teks-teks agama

Dosen psikologi di Universitas Wichester Inggris mengatakan, beberapa peminat Bumi Datar cukup bersamangat mempertahankan teorinya, karena dimotivasi oleh agama. Wood mencatat, beberapa bagian Alkitab menyebutkan adanya `cakrawala` langit, yang dianggap sebagai indikasi Bumi berbentuk datar.

"Jika Anda membaca diskusi kelompok Bumi Datar, mereka membenci NASA," kata Wood dilansir dari Live Science.

3. Susah dan mahal

Bukan perkara mudah memahami fisika alam semesta. Selain itu, perlu biaya yang tidak sedikit dan pendidikan tinggi untuk sampai pada kesimpulan Bumi itu bulat. Namun, hanya dengan teori konspirasi seseorang bisa yakin pada Bumi itu datar.

KEYWORD :

Bumi Sains Flat Earth Konspirasi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :