Jum'at, 11/10/2024 05:10 WIB

Menlu Rusia Sebut, AS Sengaja Provokasi Korut

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov mengatakan pemerintah Amerika Serikat sengaja memprovokasi Korea Utara agar leluasa melakukan tindakan keras.

Mentri Luar Negeri Rusia Surgei Lavrov (Reuters/Surgei Karpukhin)

Moskow - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov mengatakan pemerintah Amerika Serikat sengaja memprovokasi Korea Utara agar leluasa melakukan tindakan keras terhadap negara tersebut, Kamis (30/11)

"Langkah Washington baru-baru ini tampaknya sengaja memprovokasi Pyongyang untuk melakukan tindakan keras. Amerika Serika harus secara terbuka mengatakan jika tindakan provokatifnya ditujukan untuk menghancurkan Korea Utara," katanya, menurut kantor berita Tass.

Korea Utara menguji rudal balistik lain pada Rabu (29/11), yang disebunya mampu mencapai daratan Amerika Serikat. Duta besar negara tersebut memperingatkan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) bahwa rezim tersebut dapat benar-benar hancur jika provokasi tersebut memulai konflik militer.

Korea Utara tunduk pada banyak sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa, Amerika Serikat dan Eropa karena terus mengembangkan senjata nuklir dan uji coba rudal balistik. Negara dipandang sebagai ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan internasional. Tindakannya dipandang merongrong sebuah kesepakatan global mengenai non-proliferasi senjata nuklir.

Lavrov mengatakan bahwa Washington juga memprovokasi Korea Utara. Ia menunjukkan bahwa Washington mengumumkan latihan terjadwal skala besar akan diadakan pada Desember.

"Tampaknya, mereka telah melakukan segalanya dengan sengaja, untuk membuat (pemimpin Korea Utara) Kim Jong Un kehilangan kendali dan melakukan langkah putus asa lagi," katanya.

"Orang Amerika perlu menjelaskan kepada kita semua hal yang sebenarnya mereka lakukan. Jika mereka mencari dalih untuk menghancurkan Korea Utara, mereka harus secara terbuka mengatakannya dan pimpinan Amerika Serikat harus memastikannya. Kemudian kita akan memutuskan bagaimana menanggapi," kata diplomat Rusia menambahkan.

Lavrov mengatakan bahwa Rusia (yang berada di bawah sanksi Amerika Serikat menyusul keputusan parlemen Krimea untuk bergabung dengan Federasi Rusia pada 2014) bertentangan dengan proposal Amerika Serikat untuk blokade ekonomi Korea Utara. Ia percaya bahwa tekanan melalu sanksi sudah habis.

"Sikap kita (terhadap usulan Amerika Serikat untuk mendapatkan lebih banyak sanksi) adalah negatif Kami telah mengatakan lebih dari sekali bahwa tekanan sanksi pada kenyataannya telah habis," katanya.

KEYWORD :

Korea Utara Rusia Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :