
Presiden Joko Widodo
Jakarta - Guna mengendalikan Partai Golkar pada Pilpres 2019, Presiden Jokowi harus mengambil alih ketua umum (Ketum) Partai Golkar menggantikan posisi Setya Novanto.
Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, dukungan Golkar kepada Jokowi pada Pilpres 2019 belum aman. Apalagi, jika ketum Golkar diambil alih oleh sejumlah faksi di internal partai berlambang pohon beringin."Kalau ketumnya bukan Jokowi agak susah untuk mengendalikan Golkar. Untuk Pilpres 2019 besok belum tentu ke Jokowi, Golkar itu kan pragmatis," kata Pangi, ketika dihubungi, Jakarta, Selasa (28/11).Kata Pangi, saat ini internal Golkar pecah menjadi beberapa faksi, yakni faksi Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), faksi Setya Novanto, faksi Aburizal Bakrie (ARB), dan faksi Agung Laksono.Baca juga.. :
Sebeumnya, dua tokoh Partai Golkar disebut berpotensi untuk menggantikan posisi Setya Novanto sebagai Ketum Partai Golkar. Adalah, pelaksana tugas (Plt) Ketum Partai Golkar Idrus Marham dan Airlangga Hartarto.Ketua DPP Partai Golkar Agus Gumiwang mengatakan, Airlangga yang juga sebagai Koordinator Bidang Perekonomian DPP Golkar dinilai sebagai sosok yang tepat untuk menggantikan Novanto.