Sabtu, 20/04/2024 05:49 WIB

Uni Eropa Desak Hentikan Kekerasan Rohingya

Myanmar dan Bangladesh harus menegosiasikan kesepakatan repatriasi di tahap kedua. Namun, tetap tidak jelas apakah pengembalian yang aman ke Negara Bagian Rakhine dimungkinkan setelah desa mereka hancur.

Etnis Rohingya (Foto: Fred Dufour/AFP)

Nayidaw - Uni Eropa mendesak pemerintah Myanmar mengizinkan akses kemanusiaan penuh dan mengakhiri kekerasan di Rakhine yang memaska hampir satu juta etnis Rohingya melarikan diri ke Bangladesh.

Setelah bertemu dengan pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi, diplomat utama Uni Eropa Federica Mogherini mengatakan kepada wartawan bahwa Eropa mendesak Myanmar menghentikan kekerasan, arus pengungsi dan menjamin akses kemanusiaan penuh ke Negara Bagian Rakhine.

"Sangat menggembirakan," kata Mogherini kepada wartawan usai melakukan pembicaraan dengan Suu Kyi pada Senin (20/11) waktu setempat.

Menteri Luar Negeri, Jerman Sigmar Gabriel juga optimism setelah pertemuannya dengan Suu Kyi. Ia yakin bahwa Myanmar dan Bangladesh dapat segera mencapai kesepakatan repatriasi (Kembali ke tanah asal, Red).

"Mereka ingin melakukan segalanya agar pengungsi bisa kembali," kata Gabriel. "Tentu saja, ini pertanyaan tentang seberapa aman wilayahnya saat itu dan prospek hidup apa yang bisa dibuka di sana."

Sebelumnya, dalam sambutan pembukaannya di pertemuan Asia-Europe Meeting (ASEM)  dua hari, Suu Kyi mengatakan, dunia menghadapi konflik dan ketidakstabilan karena terorisme yang disebarkan oleh imigrasi ilegal.

Suu Kyi mengutip penyebaran ilegal terorisme  dan ekstremisme kekerasan, ketidakharmonisan sosial dan bahkan ancaman perang nuklir sebagai alasan mengapa dunia berada dalam periode ketidakstabilan saat ini.

Dalam pidatonya, ia secara langsung menyebutkan eksodus minoritas etnis Rohingya dari negaranya. Suu Kyi, pemenang Nobel Perdamaian, menuai kritik internasional atas tindakan militer Myanmar terhadap Rohingya, dari pemerkosaan, pembunuhan, pembakaran hingga penyiksaan sistematis.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri China Wang Yi telah mengusulkan tiga tahap untuk mengakiri krisis Rohingya. Salah satunya, Myanmar dan Bangladesh harus menegosiasikan kesepakatan repatriasi. Namun, belum jelas apakah pengembalian etnis Rohingya ke Negara Bagian Rakhine dimungkinkan setelah desa mereka hancur.

 

KEYWORD :

Myanmar Bangladesh Rohignya PBB ASEM




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :