
Anggota Komisi VI DPR RI, Iskandar Dzulkarnain Syaichu (Foto: Humas DPR)
Jakarta - Seiring dengan rencana penggunaan gardu Tol otomastis atau non tunai, Komisi VI DPR mempertanyakan nasib sumber daya manusia (SDM) atau para pekerja yang biasa bertugas di pintu Tol cash.
Penggunaan pintu Tol otomatis tersebut seakan-akan terjadi adanya sistem robotisasi. Hal tersebut menimbulkan keresahan di kalangan pekerja yang biasa bertugas di pintu Tol cash terkait dengan nasib mereka.Demikian dikatakan Anggota Komisi VI DPR RI Iskandar Dzulkarnain Syaichu dalam rapat dengar pendapat dengan Dirut PT Jasa Marga beserta jajaran dan unsur perbankan di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta."Dirut PT. Jasa Marga menyebutkan, dalam waktu tiga sampai enam bulan ke depan, posisi mereka masih aman. Lalu setelah lewat waktu enam bulan itu, saya ingin tahu bagaimana skema Jasa Marga terhadap mereka yang termasuk golongan kecil ini bila tidak di PHK," ucap Iskandar, Rabu (11/10).Baca juga :
DPR Dukung Penuh Target Indonesia Bebas TBC 2029
"Karena beberapa hal, yakni di gerbang gerbang tersebut dengan adanya non tunai bukan berarti tidak ada petugas, apalagi di masa transisi ini. Di kantor pusat, kami sedang mengoptimalkan berbagai fungsi yang kaitannya adalah meningkatkan service. Kami akan menambah beberapa job-job baru di tempat-tempat yang akan kami ciptakan,” ujarnya.Seluruh peralatan tol yang ada pada PT. Jasa Marga dan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) lain sudah seratus pesen bisa membaca uang elektronik, namun demikian penyerapannya atau utilisasi dari uang elektronik itu yang sangat rendah.
DPR Dukung Penuh Target Indonesia Bebas TBC 2029
Warta DPR Komisi VI DPR